Wednesday 3 October 2018

PEMBERDAYAAN KOMUNITAS DENGAN MENGEDEPANKAN NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL DI TENGAH-TENGAH PENGARUH GLOBALISASI

A.        Pengertian pemberdayaan komunitas
Istilah pemberdayaan (empowerment) bukanlah istilah baru di kalangan LSM, akademis, organisasi sosial kemasyarakatan, bukan pemerintah sekalipun. Ia muncul hampir bersamaan dengan adanya kesadaran akan perlunya partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Hal ini dikarenakan kegiatan pembangunan itu mestinya mampu merangsang proses pemandirian masyarakat (self sustaining process)
Pemberdayaan ialah proses penumbuhan kekuasaan dan kemampuan diri dari kelompok masyarakat yang miskin/lemah,terpinggirkan, dan tertindas. Melalui proses pemberdayaan di asumsikan bahwa kelompok masyarakat dari strata sosial terendah sekalipun bisa saja terangkat dan muncul menjadi bagian dari lapisan masyarakat menengah dan atas sehingga tingkat ketimpangan sosial pun dapat terkurangi sedikit demi sedikit.
Pemberdayaan adalah proses dari, oleh dan untuk masyarakat, dimana komunitas masyarakat didampingi/difasilitasi dalam mengambil keputusan dan berinisiatif sendiri agar mereka lebih madiri dalam pengembangan dan peningkatan taraf hidupnya. Oleh karena itu, pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya memberikan kesempatan dan kemampuan kepada individu atau masyarakat untuk berpartisipasi, bernegosiasi, memengaruhi, dan mengendalikan kelembagaan masyarakat secara bertanggung jawab demi perbaikan kehidupannya.
Robinson (Hari Usman: 2010) menjelaskan bahwa pemberdayaan adalah suatu proses pribadi dan sosial, pembebasan kemampuan, kompetensi, kreatifitas dan kebebasan bertindak, sedangkan JIM Ife mengemukakan bahwa pemberdayaan mengacu pada kata “empowerment” yang berarti memberi daya, memberi “Power” (kuasa), kekuatan, kepada pihak yang kurang berdaya.
Menurut Sunyoto Usman (Sunyoto Usman: 2010), pemberdayan masyarakat adalah sebuah proses dalam bingkai usaha memperkuat apa yang lazim disebut Community self-reliance atau kemandirian. Dalam proses ini masyarakat didampngi untuk membuat analisis masalah yang dihadapi, dibanntu untuk menemukan alternatif masalah tersebut, serta diperlihatkan stategi memanfaatkan berbagai resources yang dimiliki dan dikuasai.  Dalam proses itu masyarakat dibantu bagaimana merancang sebuah kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, bagaimana mengimplementasikan rencana tersebut, serta bagiamana membangun stategi memperoleh sumber-sumber exsternal yang dibutuhkan sehingga memperoleh hasil optimal.
Secara konseptual, pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu  untuk melepaskan diri dari kemiskinan dan ketimpangan sosial. Dengan kata lain memberdayakan dan memampukan masyarakat.

B.        Ciri masyarakat berdaya
Dikatakan bahwa pemberdayaan bertujuan untuk menciptakan komunitas masyarakat yang berdaya dan mampu memiliki kemandirian. Ciri-ciri komunitas masyarakat yang berdaya menurut Sumardjo (Sumardjo dan Suharudin: 2003) adlah sebagai berikut.
1.       Mampu memahami diri dan potensinya, mampu merencnakan (mengantisipasi kondisi perubahan kedepan)
2.       Mampu mengarahkan dirinya sendiri.
3.       Memilik kemampuan untuk berunding.
4.       Memiliki bargaining power yang memadai dan melakukan kerja sama yang saling menguntungkan.
5.       Bertanggung jawab atas tindakannya
Masyarakat yang berdaya adalah masyarakat yang tahu, mengerti, paham, termotifasi, berkesempatan, memanfaatkan peluang, berenergi, mampu bekerja sama, tahu berbagai alternatif, mampu mengambil keputusan, berani mengambil resiko, mampu mencari dan menangkap informasi dan mampu bertindak sesuai dengan situasi.

C.        Konsep Pemberdayaan Komunitas
Pengertian Komunitas Komunitas ialah suatu unit atau kesatuan sosial yang terorganisasikan dalam kelompok-­kelompok dengan kepentingan bersama (communities of common interest), baik yang bersifat fungsional maupun yang mempunyai teriotrial. Istilah community dapat diterjemahkan sebagai “masyarakat setempat”. Dalam pengerian lain, komunitas (community) diartikan sebagai sekelompok orang yang hidup bersama pada lokasi yang sama sehingga mereka telah berkembang menjadi sebuah “kelompok hidup” (group lives) yang diikat oleh kesamaan kepentingan (common interest). Artinya, ada social relationship yang kuat di antara mereka, pada satu batasan geografis tertentu.
Pengertian Pemberdayaan Komunitas Secara konseptual, pemberdayaan masyarakat atau komunitas adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata lain memberdayakan adalah memampukan dan memandirikan masyarakat. Pemberdayaan komunitas dapat disebut sebagai suatu upaya untuk menciptakan/meningkatkan kapasitas atau kemampuan masyarakat, baik secara individu maupun kelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan yang terkait dengan upaya peningkatan kualitas hidup, kemandirian, dan kesejahteraannya.
Prinsip ­- prinsip Dasar Pemberdayaan Komunitas Rubin (dalam Sumaryadi, 2005:94­96) mengemukakan lima prinsip dasar pemberdayaan komunitas diantaranya adalah sebgaai beriku:
a.       Pemberdayaan komunitas memerlukan break­even dalam setiap kegiatan yang dikelolanya, meskipun berbeda dengan organisasi bisnis, di mana dalam pemberdayaan komunitas keuntungan yang diperoleh didistribusikan kembali dalam bentuk program atau kegiatan pembangunan lainnya.
b.      Pemberdayaan komunitas selalu melibatkan partisipasi masyarakat baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan yang dilakukan
c.       Dalam pelaksanaan program pemberdayaan komunitas, kegiatan pelatihan merupakan unsur yang tidak bisa dipisahkan dari usaha pembangunan fisik
d.      Dalam implementasinya, usaha pemberdayaan harus dapat memaksimalkan sumber daya, khususnya dalam hal pembiayaan
e.      Kegiatan pemberdayaan masyarakat harus dapat berfungsi sebagai penghubung antara kepentingan pemerintah yang bersifat makro dengan kepentingan masyarakat yang bersifat mikro
Ruang Lingkup Pemberdayaan Komunitas Mencakup berbagai program pemberdayaan. Programprogram tersebut meliputi bidang:
1.       Pemberdayaan ekonomi
2.       Pemberdayaan politik, peningkatan bargaining position masyarakat terhadap pemerintah.
3.       Pemberdayaan sosial budaya, peningkatan kemampuan sumber daya manusia (human investment)
4.       Pemberdayaan lingkungan, program perawatan dan pelestarian lingkungan.

D.        Dasar Terbentuknya Pemberdayaan Komunitas
Upaya pemberdayaan komunitas ini didasari pemahaman munculnya ketidakberdayaan komunitas akibat masyarakat tidak memiliki kekuatan (powerless). Jim Ife (1977:60­62) mengidentifikasi beberapa jenis kekuatan yang dimiliki masyarakat dan dapat digunakan untuk memberdayakan mereka, yaitu:
1.             Kekuatan atas pilihan pribadi
2.             Kekuatan dalam menentukan kebutuhan sendiri
3.             Kekuatan dalam kebebasan berekspresi
4.             Kekuatan kelembagaan
5.             Kekuatan sumber daya ekonomi
6.             Kekuatan dalam kebebasan reproduksi
Faktor lain yang menyebabkan ketidakberdayaan komunitas di luar faktor ketiadaan daya (powerless) adalah ketimpangan, yang meliputi ketimpangan struktural, ketimpangan kelompok, ketimpangan personal. Dengannya, kegiatan merancang, melaksanakan dan mengevaluasi program pemberdayaan masyarakat akan berjalan efektif jika sebelumnya sudah dilakukan investigasi terhadap faktor­faktor yang menjadi akar permasalahan sosial. Dalam konteks ini, perlu diklarifikasi apakah akar penyebab ketidakberdayaan berkaitan dengan faktor kelangkaan sumber daya (powerless) atau faktor ketimpangan, atau kombinasi antara keduanya. Upaya pemberdayaan masyarakat lemah dapat dilakukan dengan tiga strategi, Pertama, pemberdayaan perencanaan dan kebijakan yang dilaksanakan dengan membangun atau mengubah struktur dan lembaga yang bisa memberikan akses yang sama terhadap sumber daya, pelayanan dan kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat. Kedua, pemberdayaan melalui aksi­aksi sosial dan politik yang dilakukan melalui perjuangan politik dan gerakan dalam rangka membangun kekuasaan yang efektif. Ketiga, pemberdayaan melalui pendidikan dan penumbuhan kesadaran yang dilakukan dengan proses pendidikan dalam berbagai aspek yang cukup luas, hal ini dilakukan dalam rangka membekali pengetahuan dan keterampilan.

E.          Manfaat Pemberdayaan Komunitas
Manfaat besar dari pemberdayaan komunitas adalah memungkinkan perkembangan dan penggunaan bakat/atau kemampuan terpendam dalam, setiap individu. Melalui pemberdayaan komunitas diharapkan hambatan­hambatan tradisional dalam masyarakat dapat dihilangkan, garis demarkasi disingkirkan, dan deskripsi pekerjaan yang menghalangi dapat dikesampingkan. Pemberdayaan telah memberikan kontribusinya bagi kehidupan masyarakat. Masyarakat diberi pengetahuan manajemen, mutu, teknik, keterampilan, dan metodologi yang baik dapat memperoleh manfaat yang lebih besar dalam pekerjaan dan perbaikan kinerjanya.

F.          Strategi Pemberdayaan Komunitas
Stategi Pendekatan dalam Pemberdayaan Komunitas Menurut Eliot (dalam I.N. Sumaryadi, 2005:150) ada tiga strategi pendekatan yang dipakai dalam proses pemberdayaan komunitas atau masyarakat, antara lain sebagai berikut.
1.       Pendekatan kesejahteraan (the walfare approach), yaitu membantu memberikan bantuan kepada kelompok­kelompok tertentu, misalnya mereka yang terkena musibah bencana alam
2.       Pendekatan pembangunan (the development approach), memusatkan perhatian pada pembangunan untuk meningkatkan kemandirian, kemampuan, dan keswadayaan masyarakat
3.       Pendekatan pemberdayaan (the empowerment approach), melihat kemiskinan sebagai akibat proses politik dan berusaha memberdayakan atau melatih rakyat untuk mengatasi ketidakberdayaannya.
Strategi Pemberdayaan Komunitas Melalui Nilai-­Nilai Kearifan Lokal. Konsep Kearifan Lokal berasal dari dua suku kata yaitu kearifan (wisdom) dan lokal (local). Kearifan itu dipahami sebagai seseorang dalam menggunakan akal pikirannya dalam bertindak atau bersikap sebagai hasil penilaian terhadap sesuatu, objek, atau peristiwa yang terjadi. Sementara itu, pengertian lokal secara spesifik menunjuk pada ruang interaksi terbatas dengan sistem nilai yang terbatas pula. Secara terminologi, kearifan lokal (local wisdom) dapat dimaknai sebagai pandangan hidup dan pengetahuan lokal yang tercipta dari hasil adaptasi suatu komunitas yang berasal dari pengalaman hidup yang dikomunikasikan dari generasi ke generasi.
Pemberdayaan Komunitas Berbasis Nilai-nilai Kearifan Lokal Pemberdayaan komunitas pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang sadar lingkungan, sadar hukum, sadar akan hak dan kewajiban, serta mewujudkan kehidupan yang sejahtera dan mandiri bagi masyarakat yang bersangkutan. Oleh karena itu, pemberdayaan komunitas tak terlepas dari upaya penanggulangan kemiskinan yang kerap menghantui masyarakat kita. Terdapat lima hal yang perlu diperhatikan dalam pemberdayaan suatu masyarakat, yaitu:
1.       Menghormati dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia
2.       Komitmen global terhadap pembangunan sosial masyarakat adat sesuai dengan konvensi yang diselenggarakan oleh ILO
3.       Isu pelestarian lingkungan dan menghindari keterdesakan komunitas asli dari eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan
4.       Meniadakan marginalisasi masyarakat asli dalam pembangunan nasional
5.       Memperkuat nilai­nilai kearifan masyarakat setempat dengan cara mengintegrasikannya dalam desain kebijakan dan program penanggulangan masalah sosial.
Model pemberdayaan masyarakat berbasis kearifan lokal mengandung arti peletakan nilai­nilai setempat (lokal) sebagai input penanggulangan masalah sosial seperti kemiskinan. Nilai­nilai setempat (lokal) tersebut merupakan nilai­nilai sosial yang menjadi cerminan dari masyarakat yang bersangkutan. Nilai­nilai tersebut meliputi kegotongroyongan, kekerabatan, musyawarah untuk mufakat, dan toleransi (tepa selira). Pemberdayaan komunitas berbasis nilai­nilai kearifan lokal akan menciptakan masyarakat yang berdaya, ciri­ciri masyarakat yang berdaya antara lain:
1.       Mampu memahami diri dan potensinya dan mampu merencanakan (mengantisipasi kondisi perubahan ke depan)
2.       Mampu mengarahkan dirinya sendiri
3.       Memiliki kekuatan untuk berunding
4.       Memiliki bargaining power yang memadai dalam melakukan kerjasama yang saling menguntungkan
5.       Bertanggung jawab atas tindakannya

G.       Arah Pemberdayaan Komunitas
Pemberdayaan komunitas diarahkan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, misalnya dengan peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, pembukaan lapangan pekerjaan, pengentasan kemiskinan, sehingga kesenjangan sosial dapat diminimalkan.
Ciri-ciri warga masyarakat berdaya:
1.       Mampu memahami diri dan potensinya, mampu merencanakan (mengantisipasi kondisi perubahan ke depan)
2.       Mampu mengarahkan dirinya sendiri
3.       Memiliki kekuatan untuk berunding
4.       Memiliki bargaining power yang memadai dalam melakukan kerjasama yang saling menguntungkan
5.       Bertanggungjawab atas tindakannya.
Masyarakat berdaya adalah masyarakat yang tahu, mengerti, faham, termotivasi, berkesempatan, memanfaatkan peluang, berenergi, mampu bekerjasama, tahu berbagai alternatif, mampu mengambil keputusan, berani mengambil resiko, mampu mencari dan menangkap informasi dan mampu bertindak sesuai dengan situasi.

H.        Tujuan dan Pendekatan dalam Pemberdayaan Komunitas
Tujuan dari pemberdayaan masyarakat adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian masyarakat merupakan suatu kondisi yang dialami oleh masyarakat yang ditandai dengan kemampuan memikirkan, memutuskan serta melakukan sesuatu yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan masalah yang dihadapi dengan menggunakan daya/kemampuan yang dimiliki.
Beberapa Kelebihan Pemberdayaan Komunitas:
1.       Memudahkan dalam koordinasi antarindividu
2.       Antarindividu dapat saling memberi semangat dan motivasi.
3.       Mampu meningkatkan kesejahteraan dalam jangka waktu yang panjang dan berkelanjutan.
4.       Mampu meningkatkan dan memperbaiki kehidupan masyarakat dan kelompok baik di bidang ekonomi maupun sosial.
5.       Penggunaan sumber daya alam dan potensi yang ada lebih efektif dan efisien.
Beberapa Kekurangan Pemberdayaan Komunitas:
1.       Sering terjadi perbedaan pendapat antara satu orang dengan orang yang lain, sehingga muncul konflik baru.
2.       Tingkat partisipasi setiap individu berbeda-beda, sehingga menghambat pembangunan.
3.       Tingkat sumber daya manusia berbeda-beda
4.       Kurangnya kemampuan masyarakat dalam berkreasi dan kurangnya kapasitas secara kritis dan logis.
5.       Kegiatan pemberdayaan selama ini ditujukan pada masyarakat lokal dan permasalahan sosial saja, dan lain-lain

I.          Konsep Kearifan Lokal
Kearifan lokal ialah suatu kekayaan budaya lokal yang mengandung kebijakan hidup; pandangan hidup (way of life) yang mengakomodasi kebijakan (wisdom) dan kearifan hidup.
Kearifan lokal itu tidak hanya berlaku secara lokal pada budaya atau etnik tertentu, tetapi dapat dikatakan bersifat lintas budaya atau lintas etnik sehingga membentuk nilai budaya yang bersifat nasional. Contohnya hampir di setiap budaya lokal di Nusantara dikenal kearifan lokal yang mengajarkan gotong royong, toleransi, etos kerja, dan seterusnya.
Kelangsungan kearifan lokal tercermin pada nilai-nilai yang berlaku pada sekelompok masyarakat tertentu dan akan menyatu dengan kelompok masyarakat serta dapat diamati melalui sikap dan tingkah laku mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Di Indonesia,  kearifan lokal adalah filosofi dan pandangan hidup yang mewujud dalam berbagai bidang kehidupan antara lain tata nilai sosial dan ekonomi, arsitektur, kesehatan, tata lingkungan, dan sebagainya. Contohnya kearifan lokal yang bertumpu pada keselarasan alam telah menghasilkan pendopo dalam arsitektur Jawa. Pendopo dengan konsep ruang terbuka menjamin ventilasi dan sirkulasi udara yang lancar tanpa perlu penyejuk udara.

J.          Pemberdayaan Komunitas dalam Masalah Sosial berdasarkan Kearifan Lokal
Walaupun ada upaya pewarisan kearifan lokal dari generasi ke generasi, akan tetapi tidak ada jaminan bahwa kearifan lokal akan tetap kukuh menghadapi globalisasi yang menawarkan gaya hidup yang makin pragmatis dan konsumtif. Kearifan lokal yang sarat kebijakan dan filosofi hidup nyaris tidak terimplementasikan dalam kehidupan masyarakat. Kearifan lokal dari masing-masing daerah memiliki sifat kedinamisan yang berbeda dalam menghadapi pengaruh dari luar. Banyak manfaat yang diperoleh dari luar, namun dampak buruk yang ditimbulkan juga besar. Contohya ialah munculnya masalah sosial seperti kenakalan remaja, perubahan kehidupan sosial, perubahan kondisi lingkungan, dan ketimpangan sosial.
Masalah sosial yang ada di masyarakat dapat menimbulkan ketimpangan sosial, sehingga diperlukan upaya untuk mengatasinya.Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan memberdayakan komunitas berbasis kearifan lokal. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberdayaan komunitas asli:

1.       Menghormati dan menjunjung tinggi hak asasi manusia.
2.       Komitmen global terhadap pembangunan sosial masyarakat adat sesuai dengan konversi yang diselenggarakan oleh ILO
3.       Isu pelestarian lingkungan dan menghindari keterdesakan komunitas asli dari eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan.
4.       Meniadakan marginalisasi masyarakat asli dalam pembangunan nasional.
5.       Memperkuat nilai-nilai kearifan masyarakat setempat dengan cara mengintegrasikannya dalam desain kebijakan dan program penanggulangan permasalahan sosial

Wednesday 22 November 2017

Monday 16 October 2017

MATERI SOSIOLOGI KELAS XII (KTSP) KELAS X (K13) PENELITIAN SOSIAL

PENELITIAN SOSIAL



A.      PROSES BERPIKIR (PENALARAN) DAN PENELITIAN
Penelitian merupakan bagian dari proses berpikir. Proses berpikir adalah hasrat ingin tahu yang merupakan kodrat manusia. Dengan adanya proses berpikir, manusia mengembangkan pengetahuan demi tercapainya tujuan yang lebih tinggi dari sekedar bertahan hidup. Dua jenis penalaran yang sangat penting dalam penelitian adalah deduksi dan induksi. Beberapa pendapat para ahli tentang penelitian yaitu sebagai berikut :
1.      Menurut Marzuki, penelitian adalah suatu usaha mengumpulkan, mencari dan menganalisa fakta mengenai suatu masalah.
2.      Menurut Supranto, penelitian adalah kegiatan mengumpulkan fakta atau prinsip dalam bidang ilmu pengatahuan dengan sabar, hati-hati dan sistematis.
3.      Menurut Sutrisno Hadi, penelitian adalah usaha menemukan sesuatu, mengisi kekosongan atau kekurangan, mengembangkan dan menggali lebih dalam fakta yang sudah ada dan menguji kebenaran akan suatu fakta yang sudah ada namun diragukan kebenarannya.
Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa penelitian adalah:
1.      usaha menarik kesimpulan yang dapat dipercaya dengan sadar, teliti dan sesuai dengan prosedur ilmiah tertentu,
2.      menggunakan metode ilmiah yang logis dan 'sistematis, dan
3.      dilakukan secara terencana.

Kegunaan penelitian adalah:
1.      memperkuat ilmu pengetahuan, dan
2.      mengembangkan ilmu pengetahuan

Tiga syarat penting dalam penelitian adalah sebagai berikut.
1.      Sistematis. Dilakukan sesuai dengan pola tertentu dari yang paling sederhana sampai yang rumit dan dalam mencapai hasil penelitian dilakukan secara efektif dan efisien.
2.      Terencana. Dilakukan berdasarkan langkah-langkah pelaksaan yang sudah tersusun rapi.
3.      Mengikuti konsep ilmiah. Dilakukan menurut cara-cara yang sudah ditentukan dengan prinsip memperoleh ilmu pengetahuan.

Cara berpikir seorang peneliti adalah sebagai berikut.
1.      Berpikir skeptis. Harus selalu mempertanyakan bukti atau fakta yang diperoleh.
2.      Berpikir analitis. Harus selalu menganalisa bukti atau fakta yang diperoleh.
3.      Berpikir kritis. Harus berpikir logis dan objektif berdasarkan data dan akal sehat.
4.      Jujur. Penelitian harus bebas dari kepentingan atau keinginan peneliti.
5.      Terbuka. Bersedia memberikan bukti penelitian dan siap menerima maÅŸukan atau kritik dari pihak lain.

Urutan penelitian adalah sebagai berikut.
1.      Berhadapan dengan kebutuhan atau masalah tertentu.
2.      Merumuskan masalah dengan jelas seperti batasan, kedudukan dan cara pemecahannya.
3.      Menetapkan hipotesa.
4.      Mengumpulkan data untuk menguji hipotesa.
5.      Mengambil kesimpulan berdasarkan data dan fakta yang diperoleh.
6.      Melakukan generalisasi kesimpulan dan implikasinya di masa datang.

Penelitian dilaksanakan dengan mengacu pada langkah-langkah berikut.
1.      Menentukan dan menyusun instrumen penelitian sesuai dengan jenis dan sumber data yang akan diambil.
2.      Mengumpulkan data penelitian.
3.      Menganalisa data penelitian.
4.      Menarik kesimpulan.

Jenis-jenis penelitian antara lain sebagai berikut.
a.    Menurut tujuannya
1)        Penelitian dasar (basic research), yaitu penelitian yang tujuannya menemukan prinsip-prinsip dasar atau umum tentang suatu permasalahan atau topik yang nyata dalam kehidupan. Contohnya, penelitian Albert Einstein tentang teori relativitas.
2)        Penelitian terapan (applied research), yaitu penelitian yang tujuannnya memecahkan suatu persoalan dan dapat diterapkan walaupun terbatas pada masalah yang menjadi obyek penelitian. Contohnya, hubungan sistem pengupahan terhadap prestasi kerja karyawan. Hasil penelitan dapat digunakan untuk membuat sistem pengupahan yang tepat.
b.    Menurut metodenya
1)        Penelitian historis, yaitu penelitian yang mengkaji atau meneliti peristiwa di masa lalu. Contohnya, sistem kekerabatan pada zaman kerajaan Hindu.
2)        Penelitian survei, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data melalui penyebaran angket atau wawancara. Contohnya, survei tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik di kecamatan.
3)        Penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan dengan metode memanipulasi atau mengontrol situasi alamiah menjadi situasi buatan sesuai dengan tujuan penelitian. Contohnyaı penelitian tentang pengaruh sinetron terhadap perilaku konformis anak remaja. Peneliti akan melakukan uji coba dengan cara membentuk dua kelompok anak remaja. Satü kelompok tidak menonton sinetron dan kelompok kedua menonton sinetron selama enam bulan. Setelah itu, peneliti akan melihat pembentukan perilaku konformis pada kelompok pertama dan kedua untuk melihat sejauh mana pengaruh sinetron terhadap perilaku konformis anak remaja.
4)        Penelitian observasi, yaitu penelitian dilakukan dengan melihat langsung tingkah laku atau pola perilaku obyek penelitian. Contohnya, observasi pola bermain anak di pedesaan.
c.    Menurut taraf pernberian informasi
1)        Penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang memberikan gambaran dan penjelasan tentang ciri-ciri obyek penelitian. Contohnya, penelitian tentang perilaku konsumtif pada anak remaja.
2)        Penelitian eksplanasi,yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan (asosiatif) antara dua atau lebih variabel atau menerangkan hubungan sebab akibat (kausalitas) dua atau lebih variabel penelitian. Contohnya, faktor-faktor yang membentuk perilaku konsumtif pada anak remaja, hubungan pola asuh dalam keluarga dengan perilaku konsumtif pada anak remaja.
3)        Penelitian eksplorasi, yaitu penelitian yang bertujuan menjelaskan penyebab terjadinya suatu fenomena sosial dan menerangkan proses terjadinya fenomena tersebut. Contohnya, proses pernbentukan perilaku konsumtif pada anak remaja.
d.   Menurut data yang dikumpulkan
1)        Penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan padajumlah data yang dikumpulkan dan diolah secara statistik. Biasanya data penelitian berupa angka.
2)        Penelitian kualitatif,yaitu penelitian yang menekankan pada kualitas data, berupa hasil wawancara.
e.    Menurut tempat pelaksanaan
1)        Penelitian laboratorium, yaitu penelitian yang dilakukan di tempat khusus. Contohnya, riset tentang kandungan logam berat yang terdapat air kemasan. Dibutuhkan tempat khusus dengan alat penguji yang khusus untuk menguji tingkat dan kadar kandungan logam berat.
2)        Penelitian lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan di kehidupan yang sebenarnya. Contohnya, penelitian tentang harga sembako di pasar.
3)        Penelitian perpustakaan (studi pustaka), yaitu penelitian yang mengumpulkan data dan menganalisa data dengan cara mencari informasi dan materi penelitian di perpustakaan.

B.       RANCANGAN PENELITIAN
Rancangan penelitian adalah pokok-pokok perencanaan seluruh kegiatan penelitian yang dituangkan dalam suatu kesatuan naskah. Rancangan penelitian terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut :
1.         Menentukan masalah yang akan diteliti, yaitu topik atau masalah yang akan diteliti.
2.         Melakukan studi pendahuluan, yaitu pencarian data atau informasi awal yang membantu peneliti agar masalah menjadi jelas dan untuk melihat kemungkinan melanjutkan penelitian. Studi pendahuluan biasanya mengacu pada penelitian sebelumnya.
3.         Merumuskan suatu masalah, yaitu penjabaran dan rumusan sistematis tentang masalah yang akan diteliti berdasarkan hasil studi pendahuluan.
Rumusan masalah penelitian yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
a.         Masalah dirumuskan dalam bentuk pertanyaan
b.         Masalah dirumuskan dalam kalimat yang sederhana
c.         Rumusan masalah harus mencerminkan keinginan yang hendak dicapai
d.        Rumusan masalah tidak mempersulit pencarian data lapangan
e.         Rumusan masalah harus direfleksikan ke dalam judul penelitian
Rumusan masalah lebih spesifik dan operasional daripada judul penelitian. Hal ini dimaksudkan agar peneliti lebih mudah dan terarah dalam menyusun instrumen pengumpul data, seperti kuesioner atau daftar pertanyaan wawancara. Berikut ini adalah contoh bahwa rumusan masalah lebih spesifik dan operasional daripada judul penelitian.
Judul Penelitian : Minat remaja terhadap Akademi Fantasi Indosiar
Rumusan masalah : Bagaimana minat remaja terhadap Akademi Fantasi Indosiar?
Rumusan masalah dapat terdiri dari beberapa variabel. Variabel adalah faktor yang apabila diukur memerikan nilai yang bervariasi. Contoh jenis kelamin, tingkat kecerdasan, hasil belajar, usia. Dilihat dari fungsinya dalam penelitian
Contoh rumusan masalah penelitian yang menggunakan variabel: “Apakah latar belakang pendidikan yang berbeda memberi pengaruh terhadap prestasi kerjas karyawan PT. Rafa Indonet?”
4.         Merumuskan anggapan dasar, yaitu asumsi atau sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang dijadikan sebagai pedoman dalam melaksanakan penelitian sehingga peneliti dapat merumuskan hipotesis, yakni kebenaran sementara yang akan dibuktikan dalam penelitian.
5.         Memilih pendekatan atau metode penelitian, yaitu menentukan cara atau metode yang dianggap paling tepat untuk menguji kebenaran sementara (hipotesa). Secara umum ada dua pendekatan atau metode penelitian, yaitu metode kuantitatif dan metode kualitatif.
6.         Menentukan variabel dan sumber data, yaitu variabel dan sumber data harus diidentifikasi dengan jelas agar peneliti dapat menentukan alat yang akan digunakan untuk mengumpulkan data penelitian.
Variabel penelitian memiliki posisi yang penting dalam penelitian. Setiap penelitian memang harus memiliki beberapa variabel. Pada hakikatnya, permasalahan penelitian pada akhirnya harus diterjemahkan dalam berbagai variabel penelitian agar permasalahan tersebut bisa terjawab dengan suatu penelitian. Variabel adalah setiap karakteristik yang memiliki variasi nilai.
Variabel dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok, yaitu menurut kedudukannya dalam analisis dan menurut jenis.
a.         Menurut kedudukannya dalam analisis
1)   Variabel bebas (independen variable) Adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel terikat.
2)   Variabel terikat/tergantung (dependent variable) Adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel bebas.
b.         Menurut jenis
1)      Organismic variable Adalah variabel yang karakteristiknya berkaitan erat dengan individu manusia, seperti jenis kelamin, intelegensi, dan sikap.
2)      Intervening variable Adalah variabel yang keberadaannya hanya dapat disimpulkan dari adanya suatu teori tertentu, tetapi tidak dapat dimanipulasi atau dikur.
3)      Control variable Merupakan variabel penelitian yang dampaknya terhadap dependent variable dapat diketahui oleh peneliti.
4)      Moderator variable Adalah variabel penelitian yang memiliki akibat secara tidak langsung terhadap dependent variable. Artinya, variabel tersebut dapat memperkuat atau melemahkan hubungan atau pengaruh independet variable terhadap dependent variable.

Syarat-syarat dalam menentukan topik penelitian, adalah sebagai berikut :
a.         Harus sesuai dengan minat peneliti.
b.         Topik yang dipilih dapat diteliti.
c.         Ketersediaan data.
d.        Memiliki manfaat, penting untuk diteliti, dan ada kegunaan praktis.
e.         Merupakan penelitian baru dan bukan hasil duplikasi.

Jenis-jenis data dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a.         Berdasarkan cara perolehannya
1)        Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung. Contohnya, melalui observasi, angket, dan wawancara.
2)        Data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung. Contohnya, dokumen, koran, atau bacaan lain.
b.        Berdasarkan sifatnya
1)        Data kualitatif, yaitu data yang tidak berbentuk angka.
2)        Data kuantitatif, yaitu data dalam bentuk angka.
c.         Berdasarkan sumbernya
1)        Data internal, yaitu data yang menjabarkan tentang keadaan suatu organisasi.
2)        Data eksternal, yaitu data yang menjabarkan tentang keadaan di luar organisasi.

Cara-cara pengambilan sampel, antara lain sebagai berikut :
Sampel adalah sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek penelitian (populasi).
a.       Sampel Random (Sampel Acak)
Acak maksudnya setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih ke dalam keseluruhan unit populasi.
b.      Sampel Berstrata (stratified sampling)
Apabila populasi terbagi atas tingkat atau strata maka pengambilan sampel harus diwakili oleh setiap strata. Contohnya penelitian tentang kehadiran siswa, peneliti harus mengambil sampel dari wakil tiap-tiap tingkatan kelas.
c.       Sampel Wilayah (area sampling)
Dilakukan apabila terdapat perbedaan ciri antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain. Sampel wilayah adalah cara yang dilakukan dnegna mengambil wakil dari setiap wilayah yang terdapat dalam populasi. Misalnya suatu Provinsi yang dibagi atas 10 daerah dipilih beberapa daerah secara random untuk dijadikan sampel.
d.      Cluster Sampling
Adalah sampel yang ditarik dengan cara memilih secara random beberapa strata. Seluruh anggota strata yang terpilih atau sebagian besar dimasukkan ke dalam sampel.
e.       Sampel Proporsi
Sampel ini dilakukan untuk menyempurnakan penggunaan teknik sampel berstrata atau sampel wilayah. Kadangkala banyaknya subjek pada setiap strata atau wilayah tidak sama, maka pengambilan subjek dari setiap strata atau wilayah ditentukan seimbang dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah.
f.       Sampel Bertujuan (purposif)
Pemilihan sampel dilakukan atas dasar tujuan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian

C.      TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data adalah kegiatan mencari, menghimpun dan mengumpulkan data yang digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara berikut.
a.         Studi pustaka, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mencari sumber informasi lewat buku kepustakaan yang memuat beragam teori yang berguna dalam penelitian. Biasanya studi pustaka berperan dalam memberikan landasan teori penelitian.
b.         Kuesioner atau angket, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara menyebar daftar atau lembar pertanyaan yang harus dijawab oleh para responden. Terdapat tiga jenis kuesioner atau angket yaitu sebagai berikut :
1)        Angket dengan pertanyaan tertutup, yaitu pertanyaan yang disertai dengan altenatif jawaban yang harus dipilih responden. Alternatif jawaban dapat berupa pilihan ganda atau jawaban ya atau tidak (setuju atau tidak setuju). Kelebihan angket dengan pertanyaan tertutup adalah mudah diolah, mudah dijawab responden, tidak butuh waktu lama dalam menjawab sehingga besar kemungkinan angket diserahkan kembali ke peneliti. Kelemahannya adalah responden tidak dapat memberikan alternatif jawaban selain pilihan jawaban yang sudah ditentukan dan tidak mampu menggambarkan keberagaman karakteristik responden karena kadang responden tidak sepenuhnya sependapat dengan alternatifjawaban yang ada.
2)        Angket dengan pertanyaan terbuka, yaitu responden hanya diberikan pertanyaan dan bebas dalam memberikan jawaban. Kelebihan angket dengan pertanyaan terbuka adalah responden dapat menjawab sesuai dengan pendapatnya, memperluas wawasan peneliti, peneliti dapat melihat karakteristik responden. Kelemahannya adalah butuh waktu yang lama untuk menjawab sehingga belum tentu angket diserahkan kembali, sulit diolah dan responden dituntut berpikir untuk menjawab pertanyaan dalam angket.
3)        Angket dengan pertanyaan semi terbuka, yaitu responden mendapatkan alternatif jawaban namun juga diberi kebebasan untuk memberikan jawaban yang berbeda dengan alternatif jawaban yang sudah disediakan. Kelebihan angket dengan pertanyaan semi terbuka adalah reponden memiliki kebebasan dalam menjawab dan peneliti memperoleh ragam jawaban yang mungkin tidak dipikirkan sebelumnya.Kelemahannya adalah pengolahan data menjadi tidak mudah karena beragam jawaban responden.
c.         Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan di lapangan dengan menggunakan panca indera. Ada beberapa kriteria atau syarat yang harus dipenuhi jika melakukan observasi, yaitu sebagai berikut :
1)        Harus rencanakan terlebih dahulu dan dilakukan secara sistematis.
2)        Harus berkaitan dengan tujuan penelitian.
3)        Harus dicatat dan didokumentasikan secara sistematis.
4)        Harus dapat dicek, dikontrol dan dibuktikan kebenarannya.
Observasi atau pengamatan dapat dilakukan dengan cara membuat catatan, menggunakan skala penilaian dan membuat daftar cek. Terdapat dua jenis observasi, yaitu sebagai berikut.
1)        Observasi partisipasi, yaitu selama melakukan observasi, pengamat atau peneliti ikut terlibat dalam kegiatan yang diamati sehingga peneliti akan mendapatkan data yang sebenarnya. Contohnya, mengamati teknik penangkapan ikan nelayan tradisional. Peneliti ikut melaut dan ikut terlibat dalam penangkapan ikan.
2)        Observasi simulasi, yaitu pemgamat mensimulasikan keinginannya kepada responden sehingga responden dapat memberikan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian.
Kelebihan observasi adalah dapat mencatat hal-hal, perilaku pada saat peristiwa tersebut terjadi dan peneliti mendapatkan data dari subyek secara langsung baik secara verbal maupun nonverbal. Kelemahan observasi adalah membutuhkan waktu yang lama dalam mengumpulkan data penelitian dan tidak serta merta dapat melakukan pengamatan terhadap suatu fenomena yang telah lama terjadi.

d.        Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab dengan responden atau informan tentang masalah yang sedang diteliti. Wawancara memiliki dua pedoman dasar, yaitu sebagai berikut :
1)        Pedoman wawancara tak berstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya berupa garis-garis besar pertanyaan dan topik wawancara sehingga pewawancara dituntut memiliki kreativitas dalam mengembangkan dan menggali topik wawancara. Pedoman ini sering digunakan untuk studi kasus.
2)        Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara sudah tersusun rapi dan detail serta daftar pertanyaan sudah terperinci.

Faktor-faktor yang dapat memengaruhi hasil wawancara adalah sebagai berikut :
1)        Pewawancara. Pewawancara harus terampil dalam mewawancarai, tidak ragu-ragu dalam mengajukan pertanyaari, memiliki pemahaman yang mendalam tentang topik wawancara sehingga dapat menggali jawaban dari responden, dan mencatat seluruh hasil wawancara dengan baik.
2)        Informan atau responden. Responden yang dipilih adalah responden yang dapat berkomunikasi dengan baik, menguasai topik wawancara, dapat menjawab pertanyaan dengan jujur dan tepat.
3)        Topik penelitian. Topik penelitian menentukan sejauh mana responden bersedia menjawab pertanyaan. Apabila topik tersebut menarik, sensitif dan penting, responden akan dengan mudah bersedia menjawab pertanyaan.
4)        Situasi wawancara. Situasi wawancara adalah situasj yang timbul karena faktor waktu, tempat, ada tidaknya orang Iain, dan sikap masyarakat sekitar. Pewawancara wajib memperhatikan situasi sebelum dan selama wawancara sehingga dapat mengumpulkan data secara akurat.

Dilihat dari pelaksanaanya, wawancara dibedakan sebagai berikut :
1)        Wawancara bebas (unguided interview), yaitu pewawancara tanpa menggunakan acuan atau daftar pertanyaan melakukan wawancara dengan bebas. Ketiadaan acuan atau daftar pertanyaan membuat responden tidak menyadari jika sedang diwawancarai sehingga terlihat rileks namun kelemahannya, arah pertanyaan bisa melebar.
2)        Wawancara terpimpin (unguided interview). Pewawancara membawa daftar pertanyaan secara terperinci sehingga arah pertanyaan menjadi jelas dan mengarah kepada tujuan penelitian, namun jika tidak hati-hati proses wawancara dapat terasa kaku, kurang rileks sehingga menimbulkan ketidaknyamanan responden dalam memberikan jawaban.
3)        Wawancara bebas terpimpin, yaitu gabungan atau kombinasi wawancara bebas dan wawancara terpimpin.

Sikap-sikap yang harus dimiliki oleh pewawancara adalah sebagai berikut :
1)        Netral, artinya pewawancara tidak mengomentari jawaban atau informasi dari responden.
2)        Ramah, artinya pewawancara harus dapat menciptakan suasana yang rileks dan santai sehingga responden tertarik memberikan jawaban atau informasi.
3)        Adil, artinya pewawancara tidak membeda-bedakan responden, memperlakukan responden secara hormat, dan sopan bagaimanapun keadaannya.
4)        Mampu menghindari ketegangan sehingga responden tidak merasa diuji, dinilai atau sedang dihakimi.

D.      ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL PENELITIAN
Analisis merupakan kegiatan mengolah data secara sistematis menjadi informasi yang bermafaat untuk  menjawab masalah penelitian dengan cara menyederhanakan data yang banyak dan rumit ke dalam bentuk yang lebih sederhana sehingga mudah dibaca dan ditafsirkan. Analisis penelitian terbagi menjadi dua macam yaitu analisis kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif biasanya menggunakan pendekatan perhitungan statistik sedangkan analisis kualitatif disebut juga nonstatistik.
Pengolahan data terdiri beberapa langkah, yaitu sebagai berikut :
1.      Tahap persiapan, meliputi editing dan coding.
2.      Pengorganisasian data yang dilakukan dengan cara membuat tabel frekuensi dan tabel silang.
3.      Pengolahan data yang dilakukan secara statistik dan nonstatistik.

Manfaaat atau keuntungan melakukan kegiatan pengorganisasian data adalah
1.      Menghemat ruang dan meminimalkan penjelasan dan pernyataan deskriptif
2.      Hubungan atau relasi proses-proses penelitian dapat ditampilkan secara jelas.
3.      Dengan mentabulasi data, data penelitian menjadi mudah diingat.
4.      Pengaturan tabuler mempermudah melakukan penghitungan dan pengecekan kesalahan.

Dalam pembuatan tabel, terdapat beberapa aturan umum, yaitu sebagai berikut.
1.      Bagian atas setiap tabel diberi judul atau nama yang menggambarkan isi tabel.
2.      Setiap tabel diberi nomor, baik huruf romawi atau latin untuk memudahkan dalam membuat referensi.
3.      Bagian bawah tabel diberi keterangan singkat dan jelas.
4.      Catatan kaki (footnote) tentang penjelasan tabel atau sumber data diletakkan di bawah tabel.
5.      Setiap kolom harus diberi garis batas agar lebih mudah dalam menjelaskan relasi data.
6.      Gejala, item campuran atau item penyimpangan diletakkan di baris terakhir dari tabel.
7.      Hindari penggunaan kata atau istilah-istilah singkatan.
8.      Jumlah total dicantumkan di bagian samping atau bagian bawah.
9.      Kategorisasi dapat dilakukan secara kronologis, alfabet atau berdasarkan besaranı dan kriteria tertentu.

Metode statistik sederhana dapat juga digunakan dalam mengolah data. Berikut metode statistik sederhana :
1.    Mean (nilai rata-rata), yaitu hasil pembagian jumlah keseluruhan nilai dibagi jumlah unit yang diamati. Mean sangat membantu untuk melihat data yang terdistribusi normal dan membuat perhitungan statistik yang lebih luas.
2.    Modus, yaitu data atau nilai yang memiliki frekuensi paling banyak. Modus sangat membantu untuk mendeskripsikan data dengan cepat namun kasar.
3.    Median, yaitu data atau nilai yang ada di tengah setelah data diurutkan. Untuk jumlah data genap, median dihitung dengan cara membagi rata-rata dua nilai yang berada di tengah.

Setelah mengolah data, langkah berikutnya adalah menganalisis dan menginterpretasikan data penelitian. Dalam proses analisis data, peneliti harus dapat menemukan jenis hubungan data. Ada tiga jenis hubungan data, yaitu sebagai berikut :
1.    Hubungan simetris, yaitu adanya hubungan antarvariabel tetapi bukan dalam bentuk hubungan ÅŸebab akibat (kausalitas).
2.    Hubungan asimetris, yaitu adanya hubungan antarvariabel tetapi bukan dalam bentuk hubungan timbal balik.
3.    Hubungan timbal balik  adanya hubungan timbal balikantarvaribel dan hubungan tersebut harus dua arah. Singkatnya varibel x memengaruhi varibel y, begitujuga sebaliknya variabel y memengaruhi variabel x.

E.       LAPORAN PENELITIAN
Hal-hal yang harus diperhatikan ketika menulis laporan penelitian adalah sebagai berikut :
1.         Menggunakan bahasa baku dan resmi sesuai dengan ejaan yang sudah disempurnakan (EYD).
2.         Laporan disusun secara sistematis berdasarkan sistematika penelitian.

Penulisan laporan penelitian harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1.         Peneliti harus mengetahui kepada siapa laporan tersebut ditujukan, misalnya ditujukan untuk sponsor, dosen, media massa atau masyarakat umum. Penulisan laporan penelitian harus disesuikan menurut aturan masing-masing sasaran laporan. Contohnya, bentuk laporan penelitian yang ditujukan kepada media massa berbeda dengan laporan untuk dosen atau universitas walaupun topik penelitiannya sama.
2.         Laporan penelitian harus sistematis, jelas, dan mudah dibaca karena pembaca laporan tidak mengikuti seluruh kegiatan penelitian.
3.         Peneliti harus menyadari bahwa latar belakang, pengalaman dan minat pembaca laporan tidak selalu sama sehingga laporon penelitian harus disusun menggunakan bahasa yang baku, komunikatif dan resmi sehingga mudah dibaca oleh pembaca laporan.
4.         Penggunaan bahasa yang baku, resmi, baik dan benar serta disusun secara sistematis wajib dilakukan karena laporan penelitian merupakan elemen penting bagi kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan.

Secara garis besar, laporan penelitian terbagi atas tiga bagian, yaitu sebagai berikut :
1.        Bagian pendahuluan. Bagian pendahuluan terdiri atas halaman judul, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, dan daftar gambar/ilustrasi atau diagram.
2.        Isi laporan. Isi laporan terdiri atas pendahuluan kerangka teori atau tinjauan pustaka, metodologi penelitian, hasil penelitian, kesimpulan, serta saran.
3.         Penutup. Bagian penutup terdiri atÄ…s daftar pustaka, lampiran, dan indeks.

1.      Bagian Pendahuluan
a.    Halaman judul
Dicantumkan judul penelitian yang ditulis jelas, ringkas, dan menggambarkan isi. Nama penyusun, nama lembaga, nama tempat, dan tahun penyusunan laporan
b.    Kata Pengantar
uraian pendek dari penulis tentang penelitiannya. Dikemukakan tujuan penelitian, masalah yang dihadapi, siapa yang berperan, dan ucapan terimakasih.
c.    Daftar isi
Daftar isi menunjukan bagian-bagian dari laporan dan di situ dapat dilihat hubungan antara satu bagian dengan yang lainnya. Untuk table, diagram, peta, gambar kalau ada, masing-masing dibuat dafar isi tersendiri.
2.      Bagian Isi Laporan
a.       Bab pendahuluan
Ditampilkan rumusan masalah, ruang lingkup, kegunaan teoritis dan praktis dari laporan dan metodologi. Jadi, mecakup latar belakang penelitian, tujuan penelitian, metode penelitian, cara pemrosesan data dan analisis data, termasuk prosedur statistika yang ditempuh.
3.      Bab Tinjauan Pustaka
Memberikan gambaran tentang hal-hal yang sudah ditulis oleh peneliti lain, dan mengapa penelitian ini penting dilakukan. Peneliti juga mengungkapkan alur berpikirnya dengan merangkum penemuan yang telah lalu dan memberikan jembatan dengan apa yang akan dilakukan
4.      Bab metodologi Penelitian
Merangkum tentang subjek, objek, dan ruang lingkup penelitian, teknik pengumpulan data, cara pengolahan data yang digunakan. Metodologi biasanya dikemukakan dalam proposal penelitian (rancangan penelitian)
5.      Bab Pelaksanaan Penelitian
Menguraikan tentang proses peaksanaan penelitian, baik validitas instrument maupun proses pengumpulan dan analisis datanya
6.      Bab hasil penelitian
Merupakan inti dari laporan penelitian kerena pada bab ini peneliti menguraikan seluruh hasil penelitian, membandingkan dan mencari kaitannya satu dengan yang lain.
7.      Bab kesimpulan dan saran
Kesimpulan dibuat singkat, padat, dan jelas. pada bagian ini terkadang diberikan saran pemecahan masalah penelitian untuk dilaksanakan dan adanya masalah yang perlu diteliti lebih lanjut.
  1. Bagian Penutup
  2. Daftar Putaka
Berisi daftar semua buku sumber yang digunakan untuk menunjang penelitian yang dilakukan. Yang dikemukakan adalah nama penulis, tahun penerbit, judul buku, tempat penerbitan, dan nama penerbit.
8.      Lampiran
Memuat hal-hal yang perlu diketahui pembaca. Contohnya format kuisioner, format wawancara dan pedoman pengamatan, foto, dan lainnya.

Setelah penulisan laporan selesai disusun, langkah berikutnya adalah diskusi. Tujuannya adalah menjaring saran dan masukan dari orang Iain agar memperkuat isi laporan sehingga ketika laporan penelitian dipublikasikan, dapat dipertanggungjawabkan.

Jenis-jenis diskusi adalah sebagai berikut :
1.        Diskusi panel, yaitu diskusi yang dilakukan sekolompok orang dengan menghadirkan beberapa pakar dari satu bidang keilmuan yang sama untuk membahas topik atau tema yang menjadi perhatian umum.
2.        Simposium, yaitu pertemuan yang diselenggarakan dengan menghadirkan beberapa pakar dengan tinjauan atau bidang keilmuan yang berbeda-beda untuk membahas prasaran-prasaran suatu masalah.
3.        Seminar, yaitu pertemuan atau persidangan yang dipimpin Oleh ketua sidang. Syarat ketua sidang adalah seorang pakar atau ahli yang memiliki kompetensi di bidangnya.

Dalam melaksanakan diskusi di kelas, harus memperhatikan beberapa prinsip, yaitu sebagai berikut :
1.        Seluruh peserta diskusi harus terlibat secara aktif.
2.        Pembicaraan atau pembahasan topik tidak boleh didominasi Oleh beberapa orang saja.
3.        Harus menjaga dan mematuhi tata tertib dalam diskusi agar setiap peserta diskusi dapat berbicara dan saling mendengarkan.
4.        Perdebatan harus diarahkan agartidak keluar dari topik pembicaraan dan menghindari debat kusir.
5.        Setiap peserta diberi kepercayaan untuk terlibat dalam diskusi.
6.        Setiap peserta harus menjaga etika dan sopan santun khususnya saat menyetujui atau menentang pendapat orang lain.

Manfaat diskusi bagi siswa adalah sebagai berikut :
1.        Mempupuk keberanian untuk berpendapat secara bebas dan tanpa tekanan.
2.        Mendorong siswa berpikir secara kritis, kreatif dan inovatif.
3.        Menumbuhkan rasa toleransi dan sikap saling menghargai pendapat orang Iain.
4.        Melatih siswa untuk berani mempresentasikan pengetahuan yang telah didapatnya.

Referensi:
Kun Maryati, Ariawan. 2015. SPM Sosiologi. Jakarta: ESIS.
Richard Osborne & Borin Van Loon. 1996. Mengenal Sosiologi For Beginner. Bandung: Mizan.
Suyatno, Bagong & Sutinah. 2005. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana Prenadamedia Grup
Triyono, Hermanto & Hermanto. 2014. Sosiologi Untuk SMA/MA kelas X Kelompok Peminatan Ilmu-ilmu Sosial. Bandung: PT. Srikandi Empat Widya Utama (SEWU)
Arsal, Thriwaty. 2012. Sosiologi untuk SMA/MA kela XII. Jakartta: Erlangga.
Ruswanto. 2009. Sosiologi : untuk SMA / MA Kelas XII Program Studi Ilmu Sosial .Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
http://blog.unnes.ac.id/zakiyahylt/2015/12/12/materi-pelajaran-sosiologi-kelas-x-bab-iv-metode-penelitian-sosial/ diakses 15/12/2015