Tuesday 22 August 2017

Sunday 20 August 2017

MATERI PELAJARAN SOSIOLOGI SMA KELAS X : GEJALA SOSIAL DI MASYARAKAT



MATERI PELAJARAN SOSIOLOGI SMA KELAS X : GEJALA SOSIAL DI MASYARAKAT

A.      Definisi Gejala Sosial
Gejala-gejala sosial yang ada di masyarakat dapat diartikan sebagai  sebuah fenomena sosial. Munculnya fenomena sosial dimasyarakat berawal dari adanya perubahan sosial. Perubahan sosial itu tidak dapat kkita hindari, namun kita masih dapat mengantisipasinya. Perubahan sosial adda yang bersifat positif dan negatif, sehingga kita harus hati-hati dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Fenomena sosial yang ada dalam kehidupan sehari-hari dapat dapat menimbulkan masalah sosial. Adapun beberapa contoh fenomena sosial seperti munculnya kesenjangan sosial, demam musik luar (boyband/girlband), pencemaran lingkungan, dan lain sebagainya. Gejala sosial juga diartikan sebagai suatu pristiwa yang sering terjadi pada lapisan masyarakat, baik masyarakat tradisional maupun masyarakat modern.

B.       Faktor-Faktor Penyebab Gejala Sosial
Adanya berbagai gejala sosial di masyarakat, dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.       Faktor kultural merupakan nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang di lingkungan masyarakat/komunitas. Ada beberapa contoh gejala sosial berdasarkan faktor kultural, antara lain kemiskinan, kerja bakti, perilaku menyimpang, dsb.
2.       Faktor struktural merupakan suatu keadaan yang mempengaruhi struktur, struktur yang dimaksud adalah sesuatu yang disusun oleh pola tertentu. Faktor struktural  dapat dilihat dari pola-pola hubungan antar individu dan kelompok yang terjalin dilingkungan masyarakat. Contoh gejala sosial yang dipengaruhi oleh faktor struktural seperti penyuluhan sosial, interaksi dengan orang lain dsb.
C.      Macam-Macam Gejal Sosial
1.     Ekonomi
Ekonomi merupakan ilmu pengetahuan yang berhubunga dengan pendapatan. Tingkat pendapatan yang dimiliki individu dapat menimbulkan gejala sosial dimasyarakat. Gejala sosial yang dilihat dari aspek ekonomi sangat berkaitan dengan perekonomian masyarakat. Bila ada seseorang yang kurang dapat mencukupi kebutuhan, maka akan terjadi beberapa gejala sosial dilingkungan sekitarnya. Dilihat dari segi ekonomi, gejala sosial yang terjadi di masyarakat dapat meliputi kemiskinan, pengangguran, masalah kependudukan dsb.
2.     Budaya
Indonesia memiliki budaya yang beraneka ragam sehingga kita harus saling menghormati budaya lain. Adanya perbedaan jangan dijadikan sebagai alat pemecah persatuan, melainkan kita harus bersyukur karena keanekaragaman tersebut dapat menambah kekhasan budaya indonesia. Keanekaragaman budaya tidak hanya ada di Indonesia, tetapi setiap negara juga memiliki budaya dengan karakteristik yang berbeda-beda. Kita juga harus menghormati budaya asing. Keanekaragaman budaya di sekitar kita juga dapat menimbulkan gejala sosial, misalnya tindakan peniruan budaya asing yang negatif, kenakalan remaja dsb.
3.     Lingkungan alam
Karakteristik gejala sosial dalam bidang lingkungan alam menyangkut aspek kondisi kesehatan. Seseorang yang terkena penyakit dapat menimbulka gejala sosial di lingkungannya sekitarnya. Contoh gejala yang ditimbulkan seperti munculnya, penyakit menular, pencemaran lingkunngan dsb.
4.     Psikologis
Prilaku seseorang/individu dalam kehidupan sehari-hari dipengaruhi oleh aspek psikologisnya. Bila seseorang mengalami gangguan kejiwaan dapat menimbulkan gejala sosial dimasyarakat, misalnya disorganisasi jiwa, aliran ajaran sesat dsb.

D.      Contoh-Contoh Gejala Sosial di Masyarakat
Gejala sosial yang ada didalam masyarakat berawal dari adanya perubahan sosial. Setiap masyarakat pasti mengalami perubahan di lingkungannya. Perubahan sosial merupakan segala perubahan yang ada pada lembaga-lembaga kemasyarakat dan dipengaruhi sistem sosial, nilai, sikap, serta pola prilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Perubahan sosial dalam masyarakat dapat berdampak positif maupun negatif. Bagi masyarakat yang tidak dapat menerima perubahan sosial maka akan terjadi masalah sosial. Adapun contoh gejala sosial yang ada pada masyarakat.
1.       Kemiskinan
Kemiskinan dapat dikarenakan tidak mampunya seseorang dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan primer. Namun dalam sosiologi, salah satu faktor penyebab munculnya maslah tersebut karena lembaga kemasyarakatan tidak berfungsi dengan baik, yaitu lembagakemasyarakatan dibidang ekonomi. Permasalahan tersebut dapat menyebar kebidang lainnya, seperti pendidikan, sosial, dsb. Kemiskinan dapat di bagi menjadi dua:
1)      Kemiskinan absolut, yaitu seseorang atau sekelompok orang tidak dapat memenuhi kebutuhan minimum hidupnya.Dalam sosiologi, kemiskinan merupakan suatu gejala sosial yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Gejala sosial ini terjadi diberbagai negara di dunia termasuk Indonesia.
2)      Kemiskinan relatif, yaitu   seseorang atau sekelompok orang dapat memenuhi kebutuhan minimum hidupnya, namun dirinya masih merasa miskin bila dibandingakan dengan orang lain atau kelompok lain.
2.       Masalah remaja 
Masa remaja adalah masa pencarian jati diri sehingga banyak remaja yang meniru tingkah laku orang lain. Tindakan remaja bila tidak terkontrol dapat menjadi suatu masalah sosial yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Masalah remaja ini ditandai oleh adanya  keinginan untuk melawan ataupun sikap apatis. Pada masa ini seharusnya mereka mengenal nilai dan norma-norma yang berlaku dimasyarakat. Dengan mempelajari norma di masyarakat, diharapkan mereka dapat berprilaku dan tidak melakukan perbuatan yang menyimpang. Prilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja dapat beragam, sebagai contoh membolos, mencontek, pelanggaran lalu lintas dan lain sebagainya.
3.     Masalah kependudukan
Indonesia adalah negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang padat. Penduduk merupakan sumber penting bagi pembangunan. Hal ini dikarenakan penduduk menjadi subjek dan obyek pembangunan. Dengan adanya pembangunan dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk disuatu negara. kesejahteraan penduduk juga mengalami gangguan yang dipengaruhi oleh perubahan demografis yang sering sekali tidak dirasakan. Masalah kependudukan dapat berupa kepadatan penduduk, pemerataan penduduk yang tidak rata, ledakan penduduk dsb.
Masalah-masalah diatas perlu adanya penanggulangan, karena dapat mempengaruhi tingkat kesejahteraan penduduk. Adapun beberapa cara untuk mengatasi permasalahan tersebut diantanya:
1)     Melalui program keluarga berencana (KB)
2)     Transimigrasi,dan
3)     Mengatur pertumbuhan jumlah penduduk
E.       Dampak Gejala Sosial di Masyarakat
Terjadinya perubahan sosial-budaya dimasyarakat merupakan salah satu akibat dari gejala sosial. Dampak gejala sosial ada yang bersifat positif dan negatif.
1.     Dampak positif
Gejala sosial yang ada di masyarakat harus kita sikapi dengan baik. Bila kita dapat terbuka dan mengimbangi perubahan sosial-budaya yang ada. Maka perubahan tersebut akan berdampak positif dan memberikan kita mamfaat. Hal ini dapat dilihat dengan kemajuan bidang tekhnologi. Dalam bidang tekhnologi kita mengenal tekhnologi komunikasi, seperi telepon, handphone, telegram, email, dsb. Dengan adanya alat komunikasi yang modern, maka, maka kita dapat melakukan interaksi jarak jauh tanpa harus bertemu secara langsung.
2.     Dampak negatif
Seseorang yang tidak dapat menerima perubahan yang terjadi akan mengalami keguncangan culture shock. Ketidak sanggupan seseorang dalam menghadapi gejala sosial akan membawa kearah prilaku menyimpang.



Daftar Pustaka :
Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2014. Sosiologi 1:Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta. Esis Erlangga
Ramdani, Dani. 2015. “Materi Kelas X Gejala Sosial dalam Masyarakat”.tersedia : http://sosiologi-sman-1-cibeber-cikotok.blogspot.co.id (dikutip 3 Desember 2014)


Tuesday 15 August 2017

BENTUK-BENTUK KELOMPOK SOSIAL : MATERI SOSIOLOGI KELAS XI SEMSTER 1 K13


BENTUK-BENTUK KELOMPOK SOSIAL


Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok sosial diciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok sosial juga dapat memengaruhi perilaku para anggotanya.
Berikut ini berbagai macam kelompok atau asosiasi dalam masyarakat:
a.       In group-Out group
In group (kelompok dalam) merupakan kelompok sosial yang diantara anggota-anggotanya saling simpati dan mempunyai perasaan dekat satu dengan lainnya. Misalnya klik. Sedangkan outgroup (kelompok luar) ialah kelompok yang berada di luar suatu kelompok yang ditandai oleh adanya antagonisme, prasangka atau antipati. Misalnya orang-orang kulit hitam di lingkungan orang-orang kulit putih.
b.      Kelompok Primer dan sekunder
Klasifikasi ini dikemukakan oleh C.H. Colley (1909). Kelompok primer dan sekunder dibedakan berdasarkan ada tidaknya ciri saling mengenal atau kerjasama yang erat dan bersifat personal di antara anggota-anggotanya.
c.       Gemainschaft dan Gesselschaft
Gemainschaft (paguyuban) adalah suatu bentuk kehidupan bersama yang anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni, bersifat alamiah dan kekal. Hubungan antar-anggota kelompok paguyuban memiliki ciri : (1) intim, (2) privat, dan (3) eksklusif. Misalnya keluarga.
Menurut Tonnies, ada tiga tipe gemeinschaft, yaitu: (1) gemainschaft by blood, contohnya keluarga atau kelompok kekerabatan (klen), (2) gemainschaft of place, misalnya orang-orang se-RT/RW, (3) gemainschaft of mind, yaitu paguyuban yang terdiri atas orang-orang yang memiliki jiwa atau ideologi yang sama, sehingga meskipun bertempat kediaman yang saling berjauhan dan tidak memiliki kesamaan keturunan atau keluarga tetapi tetap memiliki hubungan yang erat, intim, kekal dan dalam. Misalnya: kelompok keagamaan (umat), sekte, kelompok kebatinan, dan sebagainya.
Sedangkan Gesselschaft (patembayan) adalah suatu bentuk kehidupan bersama yang didasarkan pada ikatan lahir dan bersifat  kontraktual. Contohnya: Sebuah perusahaan atau organisasi buruh.
d.      Kelompok Formal dan Informal
Klasifikasi ini dikemukakan oleh van Doorn dan Lammers (1964). Kelompok formal merupakan kelompok yang mempunyai peraturan-peraturan yang tegas dan sengaja diciptakan. Pada  kelompok formal terdapat pembatasan yang tegas mengenai hak-hak, kewajiban, wewenang, dan tanggung jawab anggota-anggota kelompok sesuai dengan statusnya masing-masing, baik fungsional maupun struktural.
Kelompok informal merupakan kelompok yang dibangun berdasarkan hubungan-hubungan yang bersifat personal dan tidak ditentukan oleh aturan-atuan yang resmi.
e.       Kelompok organik dan mekanik
Klasifikasi ini dikemukakan oleh Emmile Durkheim didasarkan pada ada tidaknya pembagian kerja dalam kelompok. Di dalam kelompok organik terdapat pembagian kerja yang rinci dan tegas di antara anggota-anggotanya, sedangkan pada kelompok mekanik tidak terdapat pembagian kerja. Ada tidaknya pembagian kerja ini menimbulkan pula sifat solidaritas antar-anggota yang berbeda. Pada kelompok organik terdapat solidaritas organik, dan dalam kelompok mekanik terdapat solidaritas mekanik.
f.        Membership dan reference group
Klasifikasi ini dikemukakan oleh Robert K. Merton. Membership Group merupakan kelompok dengan anggota-anggota yang tercatat secara fisik sebagai anggota. Sedangkan reference group merupakan kelompok acuan, maksudnya orang menjadikan kelompok yang bersangkutan sebagai acuan bertindak dan berperilaku, walaupun secara fisik ia tidak tercatat sebagai anggota.
g.       Kelompok-kelompok semu dan tidak teratur
1)      Kerumunan
Kerumunan ialah sekumpulan orang yang tidak terorganisir dan bersifat sementara. Suatu kerumumnan dapat memiliki pemimpin, tetapi tidak memiliki struktur dan pembagian kerja. Identitas seseorang akan tenggelam apabila berada dalam sebuah kerumunan.
Tipe-tipe kerumunan antara lain:
a)      Khalayak penonton (pendengar formal atau formal audience)
Kerumunan demikian mempunyai perhatian dan tujuan yang sama, misalnya penonton bioskop, pengunjung khotbah agama, dsb.
b)      Kelompok ekspresif yang direncanakan (planned expressive group)
Kerumunan yang terdiri atas orang-orang yang mempunyai tujuan sama tetapi pusat perhatiannya berbeda-beda, misalnya kerumunan orang-orang yang berpesta.
c)      Kumpulan orang yang kurang menyenangkan (inconvinent aggregations)
Dalam kerumunan semacam ini kehadiran orang lain merupakan halangan bagi seseorang dalam mencapai tujuan. Misalnya: antre tiket, kerumunan penumpang bus, dst.
d)      Kumpulan orang-orang yang panik (panic crowd)
Panic crowd adalah kerumunan yang terdiri atas orang-orang yang menghindari bencana atau ancaman, misalnya pengungsi.
e)      Kerumunan penonton (spectator crowd)
Spectator crowd adalah kerumunan orang-orang yang ingin melihat sesuatu atau peristiwa tertentu.  Kerumunan semacam ini hampir sama dengan formal audience, tetapi tidak terencana.
f)        Lawless crowd
Yaitu kerumunan orang-orang yang berlawanan dengan hukum, misalnya: acting mobs, yakni kerumunan orang-orang yang bermaksud mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan kekuatan fisik. Contoh lain: immoral crowd, seperti formal audience, tetapi bersifat menyimpang.
2)      Publik (massa)
Seringkali disebut dengan khalayak umum atau khalayak ramai. Publik semacam dengan kelompok hanya tidak menjadi kesatuan, hubungan sosial terjadi secara tidak langsung, melainkan melalui alat-alat komunikasi massa, seperti: media massa cetak, elektronik, termasuk pembicaraan berantai, desas-desus, dan sebagainya.


Monday 14 August 2017

MODERNISASI DAN GLOBALISASI : MATERI SOSIOLOGI KELAS XII SEMESTER 1


MODERNISASI DAN GLOBALISASI


  • MODERNISASI

  1. Pengertian Modernisasi
Kata modernisasi dengan kata dasar modern berasal dari bahasa latin modernus yang dibentuk dari kata modo dan ernus. Modo berarti cara dan ernus menunjuk pada adanya periode waktu masa kini. Modernisasi berarti proses menuju masa kini atau proses menuju masyarakat modern. Modernisasi dapat pula berarti perubahan dari masyarakat tradisional menuju masyarakat yang maju. Modernisasi tidak sama dengan westernisasi. Westernisasi adalah peniruan secara mutlak pengaruh kebudayaan barat yang masuk. Modernisasi pun bukan sekularisasi. Sekularisasi adalah suatu proses pemisahan antara nilai-nilai keagamaan dan nilai-nilai duniawi.

Berikut beberapa pendapat para sosiolog tentang pengertian modernisasi.
1. Koentjaraningrat mendefinisikan modernisasi sebagai usaha untuk hidup sesuai dengan zaman dan keadaan      dunia sekarang
2. Soerjono Soekanto, modernisasi adalah suatu bentuk dari perubahan sosial yang biasanya terarah dan didasarkan pada suatu perencanaan (social planning)
3. Astrid S. Susanto, modernisasi adalah suatu proses pembangunan yang memberikan kesempatan kea rah perubahan demi kemajuan

Ciri Manusia Modern
Menurut Alex Inkeles, terdapat 9 ciri manusia modern
1. Memiliki sikap hidup untuk menerima hal-hal yang baru dan terbuka untuk perubahan
2. Memiliki keberanian untuk menyatakan pendapat atau opini mengenai lingkungannya sendiri atau kejadian yang terjadi jauh di luar lingkungannya, serta dapat bersikap demokratis
3. Menghargai waktu dan lebih banyak berorientasi ke masa depan daripada masa lalu
4. Memiliki perencanaan dan pengorganisasian
5. Percaya diri
6. Perhitungan
7. Menghargai harkat hidup manusia lain
8. Percaya pada ilmu pengetahuan dan teknologi
9. Menjungjung tinggi sikap dimana imbalan yang diterima seseorang harus sesuai dengan prestasinya dalam masyarakat

Syarat-Syarat Modernisasi
Menurut Soerjono Soekanto terdapat beberapa syarat modernisasi
1. Cara berpikir ilmiah (scientific thinking) yang sudah melembaga dan tertanam kuat dalam kalangan pemerintah maupun masyarakat luas
2. Sistem administrasi negara yang baik dan benar-benar mewujudkan birokrasi
3. Sistem pengumpulan data yang baik, teratur, dan terpusat pada suatu lembaga atau badan tertentu seperti BPS (Biro Pusat Statistik)
4. Penciptaan iklim yang menyenangkan (favourable) terhadap modernisasi terutama media masa
5. Tingkat organisasi yang tinggi, terutama disiplin diri
6. Sentralisasi wewenang dalam perencanaan sosial (social planning) yang tidak mementingkan kepentingan pribadi atau golongan

Sikap Mental Manusia Modern
Sikap mental dan budaya suatu masyarakat sangat menentukan diterima atau ditolaknya suatu perubahan atau modernisasi. Sikap mental yang dapat menjadi pendorong modernisasi antara lain adalah rajin, tepat waktu, berani mengambil resiko, disiplin, kompetitif, adil, jujur, toleran, dan peduli lingkungan.

Gejala-Gejala Modernisasi
1. Bidang budaya, ditandai dengan semakin terdesaknya budaya tradisional oleh masuknya pengaruh budaya dari luar, sehingga budaya asli semakin pudar.
2. Bidang politik, ditandai dengan semakin banyaknya negara yang lepas dari penjajahan, munculnya negara-negara yang baru merdeka, tumbuhnya negara-negara demokratis, lahirnya lembaga-lembaga politik, dan semakin diakuinya hak-hak asasi manusia.
3. Bidang ekonomi, ditandai dengan semakin kompleksnya kebutuhan manusia akan barang-barang dan jasa sehingga sektor industri dibangun secara besar-besaran untuk memperoduksi barang.
4. Bidang sosial, ditandai dengan semakin banyaknya kelompok baru dalam masyarakat, seperti kelompok buruh, kaum intelektual, kelompok manajer, dan kelompok ekonomi kelas.
  • GLOBALISASI
    Modernisasi menjadikan masyarakat lebih maju baik dalam bidang pendidikan, ekonomi maupun teknologi. Dengan adanya teknologi, komunikasi dan transformasi berkembang pesat, dengannya pergerakan informasi lebih mudah dan cepat. Perubahan tersebut berdampak pada hubungan antarnegara. Antaran negara satu dan lainnya seolah tidak terdapat batas lagi. Hal tersebutlah yang menandai terjadinya globalisasi.
Pengertian Globalisasi
Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya popular, dan bentuk-bentuk interaksi lain. Dengan kata lain, kemunculan sebuah system ekonomi dan budaya global yang membuat manusia di seluruh dunia menjadi sebuah masyarakat tunggal yang global. Cohen dan Kennedy berpendapat bahwa globalisasi adalah “seperangkat transformasi yang saling memperkuat” dunia, yang meliputi hal-hal berikut.
1. Perubahan dalam konsep ruang dan waktu
2. Pasar dan produksi ekonomi di Negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan, pembagian pekerjaan yang baru secara internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam Word Trade Organization (WTO)
3. Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televise, film, music, dan transmisi berita dan olahraga internasional)
4. Meningkatnya masalah bersama,
a. Ekonomi
b. Lingkungan
c. Permasalahan lazim lainnya seperti Aids, flu babi, flu burung, perdagangan obat terlarang, terorisme internasional
Proses Terjadinya Globalisasi
Globalisas sebagai fenomena abad ke 20 ini dapat dihubungkan dengan bangkitnya ekonomi internasional. Padahal interaksi antarbangsa di dunia telah ada selama berabad-abad. Benih-benih globalisasi telah tumbuh ketika manusia mulai mengenal perdagangan antarnegara sekitar tahun 1000 dan 1500 SM. Saat itu pedagang dari Cina dan India mulai menelusuri negara lain. Selanjutnya ditandai dengan dominasi perdagangan kaum muslim di Asia dan Afrika. Fase selanjutnya adalah eksplorasi dunia secara besar-besaran oleh bangsa Eropa. Didukung pula dengan terjadinya revolusi industri yang meningkatkan keterkaitan antarbangsa didunia. Pada saat itu berkembang pula kolonialisasi yang membawa pengaruh besar terhadap difusi (penyebaran) antarkebudayaan di dunia.
Fase selanjutnya terus berjalan dan mendapatkan momentumnya ketika Perang Dingin berakhir dan komunisme dunia runtuh. Implikasinya, Negara-negara di dunia mulai menyediakan diri sebagai pasar yang bebas. Hal ini didukung pula dengan perkembangan teknologi komunikasi dan transfortasi. Alhasil, sekat-sekat antarnegara pun mulai kabur.
  • GEJALA MODERNISASI DAN GLOBALISASI DI INDONESIA
    Dapat dilihat dalam berbagai bidang kehidupan, mencakup bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, bidang ekonomi, bidang politik dan bidang agama.
  • DAMPAK MODERNISASI DAN GOBALISASI DI INDONESIA
    Ada beberapa dampak modernisasi dan globalisasi di Indonesia disamping membengkaknya biaya sosial (social cost) akibat dari ketidaksiapan bangsa Indonesia dalam menghadapi perubahan-perubahan yang ditimbulkan oleh pembangunan. Disamping itu, perkembangan teknologi yang begitu pesat seringkali tidak diimbangi dengan perubahan tata nilai dan norma dalam masyarakat (cultural lag). Selain culture lag, teknologi modern yang dihasilkan pembangunan juga menimbulkan efek samping yang justru bertentangan dengan kemajuan, seperti pergeseran nilai, norma, perilaku, dan lembaga.
Selain itu terdapat beberapa dampak atau akibat lainya, diantaranya.
Urbanisasi
2. Kesenjangan sosial ekonomi
3. Pencemaran lingkungan alam
4. Kriminalitas
5. Lunturnya eksistensi jati diri bangsa
  • TANTANGAN MASA DEPAN BANGSA
    Globalisasi merupakan tantangan besar bagi setiap bangsa. Di satu sisi, setiap bangsa tidak ingin tergilas oleh arus globalisasi yang akan melunturkan identitas jati dirinya. Namun di sisi lain, tidak mungkin baginya untuk menutup diri di tengah ketergantungannya kepada bangsa lain. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa upaya yakni menjalin kerjasama antarnegara terutama negara-negara berkembang untuk mengendalikan arus globalisasi ini. Dalam bidang budaya, harus ada upaya untuk mendorong berkembangnya potensi-potensi budaya lokal masyarakat. Disamping itu, pendidikan merupakan jembatan emas menuju suatu masyarakat cerdas, bermoral, dan berbudaya.
Sumber.
Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2012. Sosiologi: Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Esis Erlangga


DAMPAK PERUBAHAN SOSIAL : MATERI SOSIOLOGI KELAS XII SEMESTER 1


 1. Dampak Positif Perubahan Sosial

Dampak positif yang muncul dari adanya perubahan sosial memberikan banyak manfaat dan keuntungan bagi kemajuan pembangunan kehidupan masyarakat. Dampak perubahan sosial yang bersifat positif meliputi perkembangan ilmu pengetahuan, penambahan lapangan pekerjaan, terciptanya tenaga kerja profesional, terbentuknya nilai dan norma baru, serta efektivitas dan efisiensi kerja yang meningkat.

a. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Perubahan sosial mendorong inovasi yang mendorong kemajuan di berbagai bidang dan aspek kehidupan manusia. Salah satunya adalah kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Adanya perkembangan iptek akan mampu mengubah nilai-nilai lama menjadi nilai-nilai baru menuju perubahan sosial ke arah modernisasi.

b. Tercipta lapangan kerja baru
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai dampak perubahan sosial akan mendorong terjadinya industrialisasi dan berkembangnya perusahaan multinasional di suatu wilayah. Dengan adanya hal ini, maka pengembangan industri kecil dan perusahaan-perusahaan baru akan membuka lapangan kerja baru yang mampu menyerap tenaga kerja secara optimal.

c. Tercipta tenaga kerja profesional
Industrialisasi akan menciptakan usaha-usaha baru yang saling saling berkompetisi memenangkan persaingan. Kompetisi ini pada akhirnya akan mendorong terciptanya tenaga kerja yang terampil, berkeahlian, memiliki kecakapan, dan tingkat profesionalitas yang tinggi. Dengan demikian, tingkat pendidikan pada suatu kelompok masyarakat akan dituntut agar menjadi lebih baik.

d. Nilai dan norma baru terbentuk
Perubahan sosial akan membentuk nilai dan norma baru menggantikan aturan norma dan nilai-nilai lama. Nilai dan norma baru inilah yang mendorong terciptanya masyarakat madani yang sejahtera dan berkepribadian.

e. Efektivitas dan efisiensi kerja meningkat
Dampak perubahan sosial juga akan dirasakan dalam tingkat efektivitas dan efisiensi kerja. penggunaan mesin dan alat-alat produksi yang bisa menghasilkan produk secara lebih cepat, banyak, dan tepat akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja tersebut.


2. Dampak Negatif Perubahan Sosial

Selain memberikan manfaat dan dampak positif, perubahan sosial juga bisa menimbulkan beberapa dampak negatif yang merugikan bagi kondisi sosial masyarakat. Dampak perubahan sosial tersebut meliputi terjadinya disintegrasi sosial, pergolakan daerah, kenakalan remaja, kerusakan lingkungan hidup, eksistensi adat istiadat yang terganggu, lembaga sosial yang tidak berfungsi, serta munculnya paham keduniawian.

a. Terjadi disintegrasi sosial
Terjadi disintegrasi sosial tidak terlepas dari adanya perubahan besar dalam kehidupan sosial masyarakat. Perbedaan kepentingan, tujuan, serta kesenjangan sosial yang tercipta akan mendorong munculnya perpecahan dan konflik sosial dalam masyarakat.

b. Terjadi pergolakan daerah
Dampak negatif perubahan sosial juga dapat dirasakan oleh masyarakat daerah. Pergolakan masyarakat daerah tidak bisa dilepaskan dari adanya kesenjangan ekonomi, perubahan tatanan hidup, pengabaian nilai dan norma lama, atau karena adanya perbedaan suku, agama, ras, dan golongan.

c. Kenakalan remaja
kenakalan remaja akan muncul sebagai akibat dari adanya pengaruh perubahan sosial. Tidak diakuinya nilai dan norma lama oleh sebagai demografi usia masyarakat akan membuat adopsi budaya luar dengan mengabaikan budaya sendiri menjadi tidak terelakan.

d. Terjadi kerusakan lingkungan
Industrialisasi dan persaingan yang tercipta daripadanya akan mendorong manusia untuk melakukan ekspolrasi dalam pemanfaatan sumber daya alam yang ada. Pada akhirnya, karena hal ini kerusakan lingkungan menjadi dampak perubahan sosial yang pasti akan terjadi.

e. Eksistensi adat istiadat berkurang
nilai dan norma baru yang terbentuk di masyarakat akan mengurangi eksistensi nilai dan norma adat istiadat yang lebih dulu ada. Nilai dan norma adat akan semakin ditinggalkan karena dianggap tidak lagi sesuai dengan tuntutan zaman. Kebudayaan lama pun kemudian perlahan hilang karena hal ini.

f. Lembaga sosial tidak berfungsi secara optimal
Perubahan sosial mendorong terjadinya segregasi struktur sosial kemasyarakatan. Hal ini kerap kali menimbulkan penyalahgunaan kedudukan dan wewenang dari lembaga sosial yang ada.

g. Muncul paham duniawi
perubahan sosial akan mendorong munculnya paham-paham baru yang bersifat keduniawian. Paham-paham seperti konsumerisme, sekularisme, dan hedonisme akan tumbuh, terlebih bila masyarakat tidak memiliki tingkat kesadaran tinggi untuk menjaga kearifan lokal daerahnya.

Thursday 10 August 2017

KELOMPOK SOSIAL DALAM MASYARAKAT


“Kelompok sosial merupakan kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling berinteraksi” (Paul B. Horton dan Chester L. Hunt).
Manusia menjadi anggota dari berbagai macam kelompok sosial, bahkan sejak lahir dan dibesarkan. Kelompok sosial dengan demikian menjadi suatu bagian yang sangat penting dalam kehidupan sehingga perlu diketahui serta dimengerti.
A. Hakikat Kelompok Sosial
Pengertian Kelompok Sosial
Sejak dilahirkan manusia sudah mempunyai dua hasrat atau kepentingan pokok bagi kehidupannya, yaitu :
1. Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya
2. Keinginan untuk menjadi satu dengan lingkungan alamnya
Keterikatan dan ketergantungan antara manusia satu dengan yang lain mendorong manusia untuk membentuk kelompok masyarakat yang disebut kelompok sosial atau sosial group. Dari definisi para ahli dapat disimpulkan bahwa kelompok sosial adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan dan saling berinteraksi sehingga mengakibatkan tumbuhnya rasa kebersamaan dan rasa memiliki.
Syarat dan Ciri Kelompok Sosial

Robert K. Merton menyebutkan tiga kriteria suatu kelompok :
1. Memiliki pola interaksi
2. Pihak yang berinteraksi mendefinisikan dirinya sebagai anggota kelompok
3. Pihak yang berinteraksi didefinisikan oleh orang lain sebagai anggota kelompok

Menurut Soerjono Soekanto, himpunan manusia baru dapat dikatakan sebagai kelompok sosial apabila memiliki beberapa persyaratan berikut.
1. Adanya kesadaran sebagai bagian dari kelompok yang bersangkutan
2. Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan yang lain dalam kelompok itu.
3. Ada suatu faktor pengikat yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota kelompok, sehingga hubungan di antara mereka bertambah erat. Faktor tadi dapat berupa kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideologi politik yang sama, dan lain-lain
4. Memiliki struktur, kaidah, dan pola perilaku yang sama
5. Bersistem dan berproses
B. Dasar pembentukan kelompok sosial

Dalam pembentukannya, kelompok sosial mempunyai dasar tertentu. Dasar-dasar tersebut meliputi faktor keturunan (genealogis), kesatuan teritorial (community), kesatuan kepercayaan (religius), dan kesatuan kepentingan (asosiasi).

a.    Kesatuan berdasarkan keturunan (genealogis). Kesatuan genealogis adalah kelompok-kelompok sosial yang terbentuk atas dasar persamaan darah dan keturunan. Pada kelompok sosial ini, diawali dari terbentuknya keluarga batih (nuklear family) atau keluarga inti, yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak.
b.    Kesatuan teritorial. Suatu komunitas terdiri atas sekumpulan individu yang hidup bersama dalam suatu wilayah. Individu-individu dalam masyarakat tersebut selalu melakukan jalinan kerja sama dalam bentuk yang tetap ataupun tidak tetap. Jalinan yang tetap ini terjadi karena wilayahnya saling berdekatan sehingga terikat oleh kesamaan wilayah tempat tinggal.
c.    Kesatuan kepercayaan (religius). Pada dasarnya, kesatuan religius adalah kelompok sosial yang terbentuk atas dasar persamaan agama atau kepercayaan tertentu. Melalui kesamaan agama atau kepercayaan inilah biasanya muncul ikatan yang sangat kuat dan rasa sentimen kelompok yang mendalam. Akibatnya, terbangun komunikasi dan kerja sama yang erat antaranggota yang memiliki jaringan antarnegara di seluruh penjuru dunia.
d.    Kesatuan kepentingan (asosiasi). Asosiasi atau istilah lain dari kesatuan kepentingan adalah kelompok-kelompok sosial yang ada dalam masyarakat yang terbentuk atas dasar persamaan kepentingan. Dalam kehidupan masyarakat modern, masyarakat berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan memadukan kepentingan bersama orang-orang seprofesi. Oleh sebab itu, terbentuklah ikatan atau asosiasi atas dasar kepentingan yang sama dengan organisasi yang tetap. Perwujudan nyata asosiasi dalam kehidupan masyarakat dapat berbentuk negara, perkumpulan atas dasar ekonomi, dan persatuan buruh.


Wednesday 9 August 2017

FUNGSI DAN PERAN SOSIOLOGI: MATERI SOSIOLOGI KELAS X


HAKIKAT MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL 
Unsur-unsur hakikat manusia terdiri dari hal-hal berikut:
1.      Susunan kodrat manusia terdiri atas raga dan jiwa.
2.      Sifat kodrat terdiri atas mahluk individu dan sosial.
3.      Kedudukan kodrat terdiri atas mahluk berdiri sendiri dan mahluk Tuhan.
Berdasarkan pembedaan demikian maka manusia sebagai mahluk individu dan mahluk sosial adalah hakikat manusia berdasar sifat-sifat kodrat yang melekat pada dirinya. Berdasarkan unsur hakikat manusia di
atas, Notonegoro (1975) mengatakan bahwa sebagai mahluk individu dan mahluk sosial merupakan sifat kodrat dari manusia, Frans Magnis Suseno (2001) menyatakan bahwa manusia adalah yang secara hakiki bersifat sosial.

1.    Manusia sebagai Mahluk Individu
Individu berasal dari bahasa Latin individuum yang artinya tak terbagi. Kata individu bukan berarti manusia secara keseluruhan yang dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan terbatas, yaitu perseorangan manusia, demikian pendapat Dr. A. Lyson.
Manusia lahir sebagai mahluk individual yang bermakna tidak terbagi atau terpisahkan antara jiwa dan raga. Secara biologis, manusia terlahir dengan kelengkapan fisik, tidak berbeda dengan mahluk hewani. Namun, secara rohani ia sangat berbeda dengan mahluk hewani apapun.
Dalam perkembangannya, manusia sebagai mahluk individu tidak hanya bermakna kesatuan jiwa dan raga, tetapi akan menjadi pribadi yang khas dengan corak kepribadiannya, termasuk kemampuan kecakapannya. Manusia sebagai mahluk individu adalah manusia sebagai perseorangan yang memiliki sifat sendiri-sendiri. Manusia sebagai mahluk individu adalah bersifat nyata, berbeda dengan manusia lain, dan sebagai pribadi dengan ciri khas tertentu yang berupaya merealisasikan potensi dirinya.
Setiap manusia memiliki perbedaan. Hal itu dikarenakan manusia memiliki karakteristik sendiri. Ia memiliki sifat, watak, keinginan, kebutuhan dan cita-cita yang berbeda satu sama lainnya.
Pertumbuhan dan perkembangan individu dipengaruhi beberapa faktor. Mengenai hal tersebut ada tiga pandangan, yaitu :
a.       Pandangan nativistik menyatakan bahwa pertumbuhan individu semata-mata ditentukan atas dasar faktor dari dalam individu sendiri, seperti bakat dan potensi, termasuk pula hubungan atau kemiripan dengan orang tuanya. Misalnya, jika ayahnya seniman maka sang anak akan menjadi seniman pula.
b.      Pandangan empiristik menyatakan bahwa pertumbuhan individu semata-mata didasarkan atas faktor lingkungan. Lingkunganlah yang akan menentukan pertumbuhan seseorang. Pandangan ini bertolak belakang dengan pandangan nativistik.
c.       Pandangan konvergensi yang menyatakan bahwa pertumbuhan individu dipengaruhi oleh faktor dari individu dan lingkungan.
Pada dasarnya, kegiatan atau aktivitas seseorang ditujukan untuk memenuhi kepentingan diri dan kebutuhan diri. Sebagai mahluk dengan kesatuan jiwa dan raga, maka aktivitas individu adalah untuk memenuhi kebutuhan baik kebutuhan jiwa, rohani atau psikologis, serta kebutuhan jasmani atau biologis. Pemenuhan kebutuhan tersebut adalah dalam rangka menjalani kehidupannya.
Pandangan yang mengembangkan pemikiran bahwa manusia pada dasarnya adalah individu yang bebas dan merdeka adalah paham individualisme. Paham individualisme menekankan pada kekhususan, martabat, hak, dan kebebasan orang per oranng. Manusia bisa berkembang dan sejahtera hidupnya serta berlanjut apabila dapat bekerja secara bebas dan berbuat apa saja untuk memperbaiki dirinya sendiri.
2.      Manusia sebagai Mahluk Sosial
Aristoteles (384 – 322 SM) seorang ahli filsafat Yunani kuno menyatakan dalam ajarannya, bahwa manusia adalah zoon politicon artinya bahwa manusia itu sebagai mahluk, pada dasarnya selalu ingin bergaul dalam masyarakat.
Adapun yang menyebabkan manusia selalu hidup bermasyarakat antara lain karena adanya dorongan kesatuan biologis yang terdapat dalam naluri manusia, misalnya :
a.       Hasrat untuk memenuhi keperluan makan dan minum.
b.      Hasrat untuk membela diri.
c.       Hasrat untuk mengadakan keturunan.
Sejak manusia dilahirkan, ia memiliki duaa keinginan pokok yaitu :
a.       Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia di sekelilingnya.
b.      Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya.
Manusia sebagai mahluk sosial adalah manusia yang senantiasa hidup dengan manusia lain (masyarakatnya). Ia tidak dapat merealisasikan potensi hanya dengan dirinya sendiri. Manusia akan membutuhkan manusia lain unttuk hal tersebut, termasuk dalam mencukupi kebutuhannya.
Sebagaimana telah dikemukakan di atas, kelompok masyarakat pertama adalah keluarga. Keluarga merupakan lingkungan manusia yang pertama dan utama. Dalam keluarga itulah manusia menemukan kodratnya sebagai mahluk sosial. Karena dalam lingkungan itulah ia untuk pertama kali berinteraksi dengan orang lain. Kelompok berikutnya adalah kelompok pertemanan, pergaulan, kelompok pekerja, dan masyarakat secara luas. Secara politik, kehidupan berkelompok manusia dimulai dari keluarga, marga, suku, bangsa, negara, bahkan masyarakat secara internasional.
Paham yang mengembangkan pentingnya aspek sosial kehidupan manusia adalah sosialisme. Sosialisme memberi nilai lebih pada manusia sebagai mahluk sosial. Sosialisme merupakan reaksi atas sistem liberalisme yang dilahirkan oleh paham individualisme.
Namun, sosialisme dalam bentuk ekstrem dapat berkembang ke arah komunisme. Dalam komunisme, hak milik individu dihapuskan, diganti menjadi kepemilikan bersama. Komunisme berpandangan bahwa semua orang mendapatkan apa yang sesuai dengan kebutuhannya. Walaupun begitu baik sosialisme maupun komunisme bertujuan sama, yaitu ingin membentuk masyarakat sosialis.
Perbedaan antara sosialisme dengan komunisme terletak pada cara yang digunakan untuk mengubah masyarakat kapitalis liberal menjadi masyarakat sosialis.
A.    PERANAN MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU DAN SOSIALIS
1.      Peranan Manusia sebagai Mahluk Individu
Sebagai individu, manusia memiliki harkat dan martabat yang mulia. Setiap manusia dilahirkan sama dengan harkat dan martabat yang sama pula. Perbedaan yang ada seperti beda keyakinan, tempat tinggal, ras, suku, dan golongan tidak meniadakan persamaan harkat dan martabat manusia.
Manusia sebagai mahluk individu berusaha merealisasikan segenap potensi dirinya, baik potensi jasmani maupun potensi rohani. Jasmani atau raga adalah badan atau tubuh manusia bersifat kebendaan, dapat diraba dan bersifat riil. Rohani atau jiwa adalah unsur-unsur manusia yang bersifat kerohanian, tidak berwujuud, tidak bisa diraba, atau ditangkap dengan indra. Unsur jiwa ini terdiri dari tiga jenis, yaitu akal, rasa, dan kehendak.
Manusia sebagai individu akan berusaha :
a.        Menjaga dan mempertahankan harkat dan martabatnya.
b.      Mengupayakan terpenuhi hak-hak dasarnya sebagai manusia.
c.       Merealisasikan segenap potensi diri baik sisi jasmani maupun rohani.
d.      Memenuhi kebutuhan dan kepentingan diri demi kesejahteraan hidupnya.
Dalam hidup bermasyarakat, individu memberikan fungsi-fungsi positif sebagai berikut : perlu dihargainya harkat dan martabat diri seorang manusia, adanya jaminan akan hak dasar setiap manusia, dan berkembangnya potensi-potensi diri yang kreatif dan inovatif.
Namun demikian, dalam hidup kemasyarakatan, individu bisa menghasilkan fungsi-fungsi negatif. Misalnya, unsur pemenuhan kepentingan diri menjadikan orang per orang memiliki sifat individualistik dan egois.
2.      Peranan Manusia sebagai Mahluk Sosial
Manusia sebagai pribadi adalah berhakikat sosial. Artinya, manusia akan senantiasa dan selalu berhubungan dengan orang lain. Manusia tidak mungkin hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Fakta ini memberikan kesadaran akan “ketidakberdayaan” manusia dalam memenuhi kebutuhannya sendiri.
Kebutuhan akan orang lain dan interaksi sosial membentuk kehidupan berkelompok pada manusia. Berbagai tipe kelompok sosial tumbuh seiring dengan kebutuhan manusia di kelompoknya. Norma-norma tersebut ialah
a.       Norma agama atau religi, yaitu norma yang bersumber dari Tuhan yang diperuntukkan bagi umat-Nya. Norma agama berisi perintah agar dipatuhi dan larangan agar dijauhi umat beragama. Norma agama ada dalam ajaran-ajaran agama.
b.      Norma kesusilaan atau moral, yaitu norma yang bersumber dari hati nurani manusia untuk mengajak kebaikan dan menjauhi keburukan. Norma moral bertujuan agar manusia berbuat baik secara moral. Orang yang berkelakuan baik adalah orang yang bermoral, sedangkan yang berkelakuan buruk adalah tidak bermoral atau amoral.
c.       Norma kesopanan atau adat adalah norma yang bersumber dari masyarakat dan berlaku terbatas pada lingkungan masyarakat yang bersangkutan. Norma ini dimaksudkan untuk menciptakan keharmonisan hubungan antarsesama.
d.      Norma hukum, yaitu norma yang dibuat masyarakat secara resmi (negara) yang pemberlakuannya dapat dipaksakan. Norma hukum berisi perintah dan larangan. Norma hukum dibuat dalam berbagai peraturan perundang-undangan yang bersifat tertulis.
Selain itu, norma dapat dibedakan menjadi empat macam berdasarkan kekuatan berlakunya di masyarakat. Ada norma yang daya ikatnya sangat kuat, sedang, dan adapula norma yang daya ikatnya sangat lemah. Keempat jenis norma tersebut adalah cara (usage), kebiasaan (folkways), tata kelakuan (mores), dan adat istiadat (custom).
a.       Cara (usage)
Cara adalah bentuk kekuatan manusia yang daya ikatnya sangat lemah. Contohnya, cara makan, ada yang makan sambil berdiri dan ada yang makan sambil duduk.
b.      Kebiasaan (folkways)
Kebiasaan adalah kegiatan atau perbuatan yang dilakukan diulang-ulang dalam bentuk yang sama oleh orang banyak karena disukai. Contohnya, kebiasaan memberi salam bila bertemu.
c.       Tata kelakuan (mores)
Tata kelakuan adalah kebiasaan yang dianggap sebagai pengatur.
d.      Adat istiadat (custom)
Adat istiadat adalah tata kelakuan yang telah menyatu kuat dalam pola-pola perilaku sebuah masyarakat. Norma ini memiliki daya ikat yang sangat kuat. Norma adat berisi perintah dan larangan.
            Kewajiban dasar manusia adalah menghargai hak dasar orang lain, serta menaati norma-norma yang berlaku di masyarakatnya.
            Berdasarkan hal di atas, maka manusia sebagai mahluk sosial memiliki implikasi-implikasi sebagai berikut :
a.       Kesadaran akan “ketidakberdayaan” manusia bila seorang diri.
b.      Kesadaran untuk senantiasa dan harus berinteraksi dengan orang lain.
c.       Penghargaan akan hak-hak orang lain.
d.      Ketaatan terhadap norma-norma yang berlaku.
Keberadaannya sebagai mahluk sosial, menjadikan manusia melakukan peran-peran sebagai berikut :
a.       Melakukan interaksi dengan manusia lain atau kelompok.
b.      Membentuk kelompok-kelompok sosial.

c.       Menciptakan norma-norma sosial sebagai pengaturan tertib kehidupan kelompok. 


 Materi di ambil dari: http://tugasgalau.blogspot.com/2015/04/hakikat-manusia-sebagai-mahluk-individu.html