Wednesday 3 October 2018

PEMBERDAYAAN KOMUNITAS DENGAN MENGEDEPANKAN NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL DI TENGAH-TENGAH PENGARUH GLOBALISASI

A.        Pengertian pemberdayaan komunitas
Istilah pemberdayaan (empowerment) bukanlah istilah baru di kalangan LSM, akademis, organisasi sosial kemasyarakatan, bukan pemerintah sekalipun. Ia muncul hampir bersamaan dengan adanya kesadaran akan perlunya partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Hal ini dikarenakan kegiatan pembangunan itu mestinya mampu merangsang proses pemandirian masyarakat (self sustaining process)
Pemberdayaan ialah proses penumbuhan kekuasaan dan kemampuan diri dari kelompok masyarakat yang miskin/lemah,terpinggirkan, dan tertindas. Melalui proses pemberdayaan di asumsikan bahwa kelompok masyarakat dari strata sosial terendah sekalipun bisa saja terangkat dan muncul menjadi bagian dari lapisan masyarakat menengah dan atas sehingga tingkat ketimpangan sosial pun dapat terkurangi sedikit demi sedikit.
Pemberdayaan adalah proses dari, oleh dan untuk masyarakat, dimana komunitas masyarakat didampingi/difasilitasi dalam mengambil keputusan dan berinisiatif sendiri agar mereka lebih madiri dalam pengembangan dan peningkatan taraf hidupnya. Oleh karena itu, pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya memberikan kesempatan dan kemampuan kepada individu atau masyarakat untuk berpartisipasi, bernegosiasi, memengaruhi, dan mengendalikan kelembagaan masyarakat secara bertanggung jawab demi perbaikan kehidupannya.
Robinson (Hari Usman: 2010) menjelaskan bahwa pemberdayaan adalah suatu proses pribadi dan sosial, pembebasan kemampuan, kompetensi, kreatifitas dan kebebasan bertindak, sedangkan JIM Ife mengemukakan bahwa pemberdayaan mengacu pada kata “empowerment” yang berarti memberi daya, memberi “Power” (kuasa), kekuatan, kepada pihak yang kurang berdaya.
Menurut Sunyoto Usman (Sunyoto Usman: 2010), pemberdayan masyarakat adalah sebuah proses dalam bingkai usaha memperkuat apa yang lazim disebut Community self-reliance atau kemandirian. Dalam proses ini masyarakat didampngi untuk membuat analisis masalah yang dihadapi, dibanntu untuk menemukan alternatif masalah tersebut, serta diperlihatkan stategi memanfaatkan berbagai resources yang dimiliki dan dikuasai.  Dalam proses itu masyarakat dibantu bagaimana merancang sebuah kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, bagaimana mengimplementasikan rencana tersebut, serta bagiamana membangun stategi memperoleh sumber-sumber exsternal yang dibutuhkan sehingga memperoleh hasil optimal.
Secara konseptual, pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu  untuk melepaskan diri dari kemiskinan dan ketimpangan sosial. Dengan kata lain memberdayakan dan memampukan masyarakat.

B.        Ciri masyarakat berdaya
Dikatakan bahwa pemberdayaan bertujuan untuk menciptakan komunitas masyarakat yang berdaya dan mampu memiliki kemandirian. Ciri-ciri komunitas masyarakat yang berdaya menurut Sumardjo (Sumardjo dan Suharudin: 2003) adlah sebagai berikut.
1.       Mampu memahami diri dan potensinya, mampu merencnakan (mengantisipasi kondisi perubahan kedepan)
2.       Mampu mengarahkan dirinya sendiri.
3.       Memilik kemampuan untuk berunding.
4.       Memiliki bargaining power yang memadai dan melakukan kerja sama yang saling menguntungkan.
5.       Bertanggung jawab atas tindakannya
Masyarakat yang berdaya adalah masyarakat yang tahu, mengerti, paham, termotifasi, berkesempatan, memanfaatkan peluang, berenergi, mampu bekerja sama, tahu berbagai alternatif, mampu mengambil keputusan, berani mengambil resiko, mampu mencari dan menangkap informasi dan mampu bertindak sesuai dengan situasi.

C.        Konsep Pemberdayaan Komunitas
Pengertian Komunitas Komunitas ialah suatu unit atau kesatuan sosial yang terorganisasikan dalam kelompok-­kelompok dengan kepentingan bersama (communities of common interest), baik yang bersifat fungsional maupun yang mempunyai teriotrial. Istilah community dapat diterjemahkan sebagai “masyarakat setempat”. Dalam pengerian lain, komunitas (community) diartikan sebagai sekelompok orang yang hidup bersama pada lokasi yang sama sehingga mereka telah berkembang menjadi sebuah “kelompok hidup” (group lives) yang diikat oleh kesamaan kepentingan (common interest). Artinya, ada social relationship yang kuat di antara mereka, pada satu batasan geografis tertentu.
Pengertian Pemberdayaan Komunitas Secara konseptual, pemberdayaan masyarakat atau komunitas adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata lain memberdayakan adalah memampukan dan memandirikan masyarakat. Pemberdayaan komunitas dapat disebut sebagai suatu upaya untuk menciptakan/meningkatkan kapasitas atau kemampuan masyarakat, baik secara individu maupun kelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan yang terkait dengan upaya peningkatan kualitas hidup, kemandirian, dan kesejahteraannya.
Prinsip ­- prinsip Dasar Pemberdayaan Komunitas Rubin (dalam Sumaryadi, 2005:94­96) mengemukakan lima prinsip dasar pemberdayaan komunitas diantaranya adalah sebgaai beriku:
a.       Pemberdayaan komunitas memerlukan break­even dalam setiap kegiatan yang dikelolanya, meskipun berbeda dengan organisasi bisnis, di mana dalam pemberdayaan komunitas keuntungan yang diperoleh didistribusikan kembali dalam bentuk program atau kegiatan pembangunan lainnya.
b.      Pemberdayaan komunitas selalu melibatkan partisipasi masyarakat baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan yang dilakukan
c.       Dalam pelaksanaan program pemberdayaan komunitas, kegiatan pelatihan merupakan unsur yang tidak bisa dipisahkan dari usaha pembangunan fisik
d.      Dalam implementasinya, usaha pemberdayaan harus dapat memaksimalkan sumber daya, khususnya dalam hal pembiayaan
e.      Kegiatan pemberdayaan masyarakat harus dapat berfungsi sebagai penghubung antara kepentingan pemerintah yang bersifat makro dengan kepentingan masyarakat yang bersifat mikro
Ruang Lingkup Pemberdayaan Komunitas Mencakup berbagai program pemberdayaan. Programprogram tersebut meliputi bidang:
1.       Pemberdayaan ekonomi
2.       Pemberdayaan politik, peningkatan bargaining position masyarakat terhadap pemerintah.
3.       Pemberdayaan sosial budaya, peningkatan kemampuan sumber daya manusia (human investment)
4.       Pemberdayaan lingkungan, program perawatan dan pelestarian lingkungan.

D.        Dasar Terbentuknya Pemberdayaan Komunitas
Upaya pemberdayaan komunitas ini didasari pemahaman munculnya ketidakberdayaan komunitas akibat masyarakat tidak memiliki kekuatan (powerless). Jim Ife (1977:60­62) mengidentifikasi beberapa jenis kekuatan yang dimiliki masyarakat dan dapat digunakan untuk memberdayakan mereka, yaitu:
1.             Kekuatan atas pilihan pribadi
2.             Kekuatan dalam menentukan kebutuhan sendiri
3.             Kekuatan dalam kebebasan berekspresi
4.             Kekuatan kelembagaan
5.             Kekuatan sumber daya ekonomi
6.             Kekuatan dalam kebebasan reproduksi
Faktor lain yang menyebabkan ketidakberdayaan komunitas di luar faktor ketiadaan daya (powerless) adalah ketimpangan, yang meliputi ketimpangan struktural, ketimpangan kelompok, ketimpangan personal. Dengannya, kegiatan merancang, melaksanakan dan mengevaluasi program pemberdayaan masyarakat akan berjalan efektif jika sebelumnya sudah dilakukan investigasi terhadap faktor­faktor yang menjadi akar permasalahan sosial. Dalam konteks ini, perlu diklarifikasi apakah akar penyebab ketidakberdayaan berkaitan dengan faktor kelangkaan sumber daya (powerless) atau faktor ketimpangan, atau kombinasi antara keduanya. Upaya pemberdayaan masyarakat lemah dapat dilakukan dengan tiga strategi, Pertama, pemberdayaan perencanaan dan kebijakan yang dilaksanakan dengan membangun atau mengubah struktur dan lembaga yang bisa memberikan akses yang sama terhadap sumber daya, pelayanan dan kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat. Kedua, pemberdayaan melalui aksi­aksi sosial dan politik yang dilakukan melalui perjuangan politik dan gerakan dalam rangka membangun kekuasaan yang efektif. Ketiga, pemberdayaan melalui pendidikan dan penumbuhan kesadaran yang dilakukan dengan proses pendidikan dalam berbagai aspek yang cukup luas, hal ini dilakukan dalam rangka membekali pengetahuan dan keterampilan.

E.          Manfaat Pemberdayaan Komunitas
Manfaat besar dari pemberdayaan komunitas adalah memungkinkan perkembangan dan penggunaan bakat/atau kemampuan terpendam dalam, setiap individu. Melalui pemberdayaan komunitas diharapkan hambatan­hambatan tradisional dalam masyarakat dapat dihilangkan, garis demarkasi disingkirkan, dan deskripsi pekerjaan yang menghalangi dapat dikesampingkan. Pemberdayaan telah memberikan kontribusinya bagi kehidupan masyarakat. Masyarakat diberi pengetahuan manajemen, mutu, teknik, keterampilan, dan metodologi yang baik dapat memperoleh manfaat yang lebih besar dalam pekerjaan dan perbaikan kinerjanya.

F.          Strategi Pemberdayaan Komunitas
Stategi Pendekatan dalam Pemberdayaan Komunitas Menurut Eliot (dalam I.N. Sumaryadi, 2005:150) ada tiga strategi pendekatan yang dipakai dalam proses pemberdayaan komunitas atau masyarakat, antara lain sebagai berikut.
1.       Pendekatan kesejahteraan (the walfare approach), yaitu membantu memberikan bantuan kepada kelompok­kelompok tertentu, misalnya mereka yang terkena musibah bencana alam
2.       Pendekatan pembangunan (the development approach), memusatkan perhatian pada pembangunan untuk meningkatkan kemandirian, kemampuan, dan keswadayaan masyarakat
3.       Pendekatan pemberdayaan (the empowerment approach), melihat kemiskinan sebagai akibat proses politik dan berusaha memberdayakan atau melatih rakyat untuk mengatasi ketidakberdayaannya.
Strategi Pemberdayaan Komunitas Melalui Nilai-­Nilai Kearifan Lokal. Konsep Kearifan Lokal berasal dari dua suku kata yaitu kearifan (wisdom) dan lokal (local). Kearifan itu dipahami sebagai seseorang dalam menggunakan akal pikirannya dalam bertindak atau bersikap sebagai hasil penilaian terhadap sesuatu, objek, atau peristiwa yang terjadi. Sementara itu, pengertian lokal secara spesifik menunjuk pada ruang interaksi terbatas dengan sistem nilai yang terbatas pula. Secara terminologi, kearifan lokal (local wisdom) dapat dimaknai sebagai pandangan hidup dan pengetahuan lokal yang tercipta dari hasil adaptasi suatu komunitas yang berasal dari pengalaman hidup yang dikomunikasikan dari generasi ke generasi.
Pemberdayaan Komunitas Berbasis Nilai-nilai Kearifan Lokal Pemberdayaan komunitas pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang sadar lingkungan, sadar hukum, sadar akan hak dan kewajiban, serta mewujudkan kehidupan yang sejahtera dan mandiri bagi masyarakat yang bersangkutan. Oleh karena itu, pemberdayaan komunitas tak terlepas dari upaya penanggulangan kemiskinan yang kerap menghantui masyarakat kita. Terdapat lima hal yang perlu diperhatikan dalam pemberdayaan suatu masyarakat, yaitu:
1.       Menghormati dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia
2.       Komitmen global terhadap pembangunan sosial masyarakat adat sesuai dengan konvensi yang diselenggarakan oleh ILO
3.       Isu pelestarian lingkungan dan menghindari keterdesakan komunitas asli dari eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan
4.       Meniadakan marginalisasi masyarakat asli dalam pembangunan nasional
5.       Memperkuat nilai­nilai kearifan masyarakat setempat dengan cara mengintegrasikannya dalam desain kebijakan dan program penanggulangan masalah sosial.
Model pemberdayaan masyarakat berbasis kearifan lokal mengandung arti peletakan nilai­nilai setempat (lokal) sebagai input penanggulangan masalah sosial seperti kemiskinan. Nilai­nilai setempat (lokal) tersebut merupakan nilai­nilai sosial yang menjadi cerminan dari masyarakat yang bersangkutan. Nilai­nilai tersebut meliputi kegotongroyongan, kekerabatan, musyawarah untuk mufakat, dan toleransi (tepa selira). Pemberdayaan komunitas berbasis nilai­nilai kearifan lokal akan menciptakan masyarakat yang berdaya, ciri­ciri masyarakat yang berdaya antara lain:
1.       Mampu memahami diri dan potensinya dan mampu merencanakan (mengantisipasi kondisi perubahan ke depan)
2.       Mampu mengarahkan dirinya sendiri
3.       Memiliki kekuatan untuk berunding
4.       Memiliki bargaining power yang memadai dalam melakukan kerjasama yang saling menguntungkan
5.       Bertanggung jawab atas tindakannya

G.       Arah Pemberdayaan Komunitas
Pemberdayaan komunitas diarahkan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, misalnya dengan peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, pembukaan lapangan pekerjaan, pengentasan kemiskinan, sehingga kesenjangan sosial dapat diminimalkan.
Ciri-ciri warga masyarakat berdaya:
1.       Mampu memahami diri dan potensinya, mampu merencanakan (mengantisipasi kondisi perubahan ke depan)
2.       Mampu mengarahkan dirinya sendiri
3.       Memiliki kekuatan untuk berunding
4.       Memiliki bargaining power yang memadai dalam melakukan kerjasama yang saling menguntungkan
5.       Bertanggungjawab atas tindakannya.
Masyarakat berdaya adalah masyarakat yang tahu, mengerti, faham, termotivasi, berkesempatan, memanfaatkan peluang, berenergi, mampu bekerjasama, tahu berbagai alternatif, mampu mengambil keputusan, berani mengambil resiko, mampu mencari dan menangkap informasi dan mampu bertindak sesuai dengan situasi.

H.        Tujuan dan Pendekatan dalam Pemberdayaan Komunitas
Tujuan dari pemberdayaan masyarakat adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian masyarakat merupakan suatu kondisi yang dialami oleh masyarakat yang ditandai dengan kemampuan memikirkan, memutuskan serta melakukan sesuatu yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan masalah yang dihadapi dengan menggunakan daya/kemampuan yang dimiliki.
Beberapa Kelebihan Pemberdayaan Komunitas:
1.       Memudahkan dalam koordinasi antarindividu
2.       Antarindividu dapat saling memberi semangat dan motivasi.
3.       Mampu meningkatkan kesejahteraan dalam jangka waktu yang panjang dan berkelanjutan.
4.       Mampu meningkatkan dan memperbaiki kehidupan masyarakat dan kelompok baik di bidang ekonomi maupun sosial.
5.       Penggunaan sumber daya alam dan potensi yang ada lebih efektif dan efisien.
Beberapa Kekurangan Pemberdayaan Komunitas:
1.       Sering terjadi perbedaan pendapat antara satu orang dengan orang yang lain, sehingga muncul konflik baru.
2.       Tingkat partisipasi setiap individu berbeda-beda, sehingga menghambat pembangunan.
3.       Tingkat sumber daya manusia berbeda-beda
4.       Kurangnya kemampuan masyarakat dalam berkreasi dan kurangnya kapasitas secara kritis dan logis.
5.       Kegiatan pemberdayaan selama ini ditujukan pada masyarakat lokal dan permasalahan sosial saja, dan lain-lain

I.          Konsep Kearifan Lokal
Kearifan lokal ialah suatu kekayaan budaya lokal yang mengandung kebijakan hidup; pandangan hidup (way of life) yang mengakomodasi kebijakan (wisdom) dan kearifan hidup.
Kearifan lokal itu tidak hanya berlaku secara lokal pada budaya atau etnik tertentu, tetapi dapat dikatakan bersifat lintas budaya atau lintas etnik sehingga membentuk nilai budaya yang bersifat nasional. Contohnya hampir di setiap budaya lokal di Nusantara dikenal kearifan lokal yang mengajarkan gotong royong, toleransi, etos kerja, dan seterusnya.
Kelangsungan kearifan lokal tercermin pada nilai-nilai yang berlaku pada sekelompok masyarakat tertentu dan akan menyatu dengan kelompok masyarakat serta dapat diamati melalui sikap dan tingkah laku mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Di Indonesia,  kearifan lokal adalah filosofi dan pandangan hidup yang mewujud dalam berbagai bidang kehidupan antara lain tata nilai sosial dan ekonomi, arsitektur, kesehatan, tata lingkungan, dan sebagainya. Contohnya kearifan lokal yang bertumpu pada keselarasan alam telah menghasilkan pendopo dalam arsitektur Jawa. Pendopo dengan konsep ruang terbuka menjamin ventilasi dan sirkulasi udara yang lancar tanpa perlu penyejuk udara.

J.          Pemberdayaan Komunitas dalam Masalah Sosial berdasarkan Kearifan Lokal
Walaupun ada upaya pewarisan kearifan lokal dari generasi ke generasi, akan tetapi tidak ada jaminan bahwa kearifan lokal akan tetap kukuh menghadapi globalisasi yang menawarkan gaya hidup yang makin pragmatis dan konsumtif. Kearifan lokal yang sarat kebijakan dan filosofi hidup nyaris tidak terimplementasikan dalam kehidupan masyarakat. Kearifan lokal dari masing-masing daerah memiliki sifat kedinamisan yang berbeda dalam menghadapi pengaruh dari luar. Banyak manfaat yang diperoleh dari luar, namun dampak buruk yang ditimbulkan juga besar. Contohya ialah munculnya masalah sosial seperti kenakalan remaja, perubahan kehidupan sosial, perubahan kondisi lingkungan, dan ketimpangan sosial.
Masalah sosial yang ada di masyarakat dapat menimbulkan ketimpangan sosial, sehingga diperlukan upaya untuk mengatasinya.Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan memberdayakan komunitas berbasis kearifan lokal. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberdayaan komunitas asli:

1.       Menghormati dan menjunjung tinggi hak asasi manusia.
2.       Komitmen global terhadap pembangunan sosial masyarakat adat sesuai dengan konversi yang diselenggarakan oleh ILO
3.       Isu pelestarian lingkungan dan menghindari keterdesakan komunitas asli dari eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan.
4.       Meniadakan marginalisasi masyarakat asli dalam pembangunan nasional.
5.       Memperkuat nilai-nilai kearifan masyarakat setempat dengan cara mengintegrasikannya dalam desain kebijakan dan program penanggulangan permasalahan sosial